Kuda Troya

3 Februari 2023, 07:22 WIB

KISAH cinta, kuasa, dendam, perselingkuhan dan pembunuhan seringkali menghiasi sejarah hidup manusia. Kisah Daud dan Betsyeba adalah cerita kuno yang terus menerus berulang sepanjang zaman.

Dalam karya sastra Yunani karangan Homerus yang berjudul Illiad dan Odyssey berkisah tentang kehancuran Kota Troya yang disebabkan oleh skandal cinta.

Pangeran Paris dari Troya diutus ayahnya melakukan misi dagang ke Yunani. Ia malah jatuh cinta kepada Helena yang adalah istri Raja Menelaus.

Seperti roman Romeo dan Juliet, Paris membawa lari Helena ke Troya. Cinta terlarang ini membuat marah Raja Menelaus.

Ia mengutus panglima-panglima perang tersohor seperti Aggamenon, Achilles, Nestor dan Odysseus menyerbu Troya.

Kita mengenal taktik “Kuda Troya” dari kisah Homerus ini. Pasukan Yunani meninggalkan “kuda kayu” yang sangat besar di luar benteng kota.

Orang Troya mengira tentara Yunani menyerah mundur. Kuda kayu itu mereka bawa ke dalam kota.

Tengah malam, ketika orang-orang Yunani kelelahan dari pesta kemenangan, keluarlah ratusan prajurit tangguh dari dalam kuda kayu.

Para prajurit “Kuda Troya” ini mengamuk membumihanguskan seluruh kota. Troya benar-benar hancur lebur akibat dari gempuran pasukan Yunani tersebut.

Banyak korban berasal dari warga sipil yang tidak berdosa. Troya menjadi lautan darah akibat dari keegoisan cinta Paris terhadap Helena.

Paris dapat dibunuh dengan pedang. Helena dibawa kembali ke Yunani.

Herodes dan Herodias melakoni cinta terlarang. Herodes merebut Herodias dari Filipus saudaranya.

Kisah cinta yang melanggar aturan ini diketahui oleh Yohanes Pembaptis. Sebagai seorang nabi yang membela kebenaran, Yohanes mengingatkan dan menegor Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu.”

Teguran ini tidak diterima oleh Herodias yang haus kuasa dan nafsu. Ia menaruh dendam kepada Yohanes Pembaptis.

Herodias selalu mencari cara untuk melampiaskan sakit hatinya. Ia harus bisa melenyapkan Yohanes Pembaptis karena dialah satu-satunya penghalang ambisi dan nafsunya.

Tibalah saat untuk melampiaskan dendam. Ketika perayaan ulangtahun raja. Anaknya, Salome menari sangat memukau di depan para tamu.

Raja sangat terpesona dan ingin memberikan hadiah. “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan keberikan kepadamu.”

Anak itu datang bertanya kepada ibunya. Inilah saat yang ditunggu tunggu.

Tanpa pikir lama Herodias berkata, “Kepala Yohanes Pembaptis.”

Sipir penjara membawa kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah nampan. Yohanes mati karena dendam dan cinta buta.

Kisah cinta Paris dan Helena membawa pertumpahan darah yang menghancurkan seluruh Troya. Kisah Herodes dan Herodias menelan korban Yohanes Pembaptis yang membela kebenaran.

Hati-hati dengan dendam yang membara. Dendam dapat mengalahkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Dendam bisa menyambar dan membakar apa pun tanpa pandang bulu seperti api yang disiram minyak.

Tetap tegar membela yang benar.

Jalan ke kebun mencari durian,
Ternyata hanya ada rambutan.
Membela kebenaran dan keadilan,
Tak mundur hanya karena ancaman.

Cawas, membela yang benar, bukan yang bayar…

Puncta 03.02.23

RD A Joko Purwanto Pr

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:sesawi.net

Artikel Terkait