SOLO, LOKAWARTA.COM-Lakon Babad Alas Wanamarta yang menghadirkan dalang muda Tri Haryoko dari Sukoharjo dalam pentas wayang climen menjadi tahapan implementasi luaran riset yang mengambil karakter wayang kulit dari koleksi Museum Radya Pustaka, Surakarta, Rabu (13/12/2023).
Riset bertajuk Transformasi Wayang Beber Melalui Motion Graphic Sebagai Upaya Media Alternatif Penanaman Budi Pekerti dan Hiburan Untuk Generasi Muda itu sebagai pelaksanaan penelitian di tahun I (2023) dari dua tahun yang diencanakan. Riset diketuai Dr. Sri Hesti Heriwati, dengan anggota tim, M. Harun Rosyid Ridlo, Basnendar Herry Prilosadoso, dan Sri Murwanti.
Dalam kesempatan itu, Kepala UPTD Museum Disbudpar Kota Surakarta Bonita Rontyowati menyatakan, penggunaan teknologi animasi motion graphic dapat menjadi media alternatif dalam mendekatkan seni budaya tradisi seperti wayang. Museum Radya Pustaka sangat mendukung kegiatan implementasi riset yang mengandung edukasi dan rekreasi.
Dalam pentas itu, tampak siswa SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta antusias menonton pementasan Wayang Climen dengan mengamati setiap adegan lewat tayangan animasi yang dikolaborasikan dengan pementasan wayang kulit di Museum Radya Pustaka.
Ketua tim peneliti Sri Hesti Heriwati menjelaskan, dengan pertunjukan wayang climen (wayang kulit durasi pendek) mengangkat cerita Babad Alas Wanamarta yang dihadiri siswa Jurusan DKV SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta selain sebagai luaran riset juga upaya mengenalkan seni tradisi khususnya kepada generasi muda agar tetap lestari.
Dalang Tri Haryoko menjelaskan, lakon Babad Alas Wanamarta yang dipilih yang menjelaskan tentang sejarah berdirinya negara Amarta oleh Pandawa Lima yaitu Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa dikemas menarik dan disesuaikan, baik aspek pertunjukan maupun unsur teknologi audiovisual, berupa animasi motion graphic untuk kalangan anak muda.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |