Lantik Pengurus DPC WKRI Karanganyar, Tarie Berpegang pada Filosofi Gepyok

18 Juni 2022, 21:49 WIB

LOKAWARTA.COM,KARANGANYAR-Emerita Tri Mijil Lestari, sempat menangis dan merengek-rengek untuk tidak dijadikan ketua DPC WKRI Karanganyar, setelah terpilih secara aklamasi dalam konferensi cabang organisasi tersebut, Sabtu, 25 Mei silam.

Bukan lantaran kurang pede atau merasa tidak mampu, namun dia ingin memberi kesempatan para seniornya yang dinilai punya jam terbang lebih banyak untuk memimpin organisasi tersebut.

Konferensi sempat “deadlock” sebelum Tarie, begitu dia akrab disapa, bersedia menjadi ketua cabang Wanita Katolik Republik Indonesia / WKRI Karanganyar periode 2022 – 2024 dan dilantik oleh DPD Jateng.

Sikap merendah dan tahu diri perempuan asal Jumapolo itu patut diacungi jempol manakala banyak orang berambisi menjadi ketua organisasi/paguyuban dengan dalih pelayanan, di luar sana.

Bila perlu mencari sekutu untuk mendapatkan atau mempertahankan posisi itu. Kalau ambisi berkuasa sudah menyelimuti, apa pun akan dilakukan, tanpa rasa malu dan sungkan.

Tiga minggu setelah terpilih jadi ketua dan dikukuhkan, Tarie melantik “kabietnya” yang dia bentuk bersama tim formatur. Dia juga “nyambangi” sebagian seniornya yang akan dijadikan pengurus sebagai bentuk penghormatan.

Ya, pengurus DPC WKRI Karanganyar dilantik di gedung serba guna Kecamatan Jaten, Jumat (17/6/2022), dengan suasana penuh kekeluargaan dan suka cita, tanpa sedikitpun rasa cemburu apalagi benci. Itulah yang diharapkan, rasa kebersamaan tanpa ada yang ditinggalkan.

Para pengurus yang dilantik ada nama nama seperti Hipolita Tutik Sumarni sebagai Wakil Ketua, Veronika Sri Hartanti Sekretaris, Anastasia Intan Safitri Sekretaris, MY Noer Astuti Bendahara, dan Veronica Dewi Bendahara.

Untuk ketua bidang (Kabid) Organisasi Varina Giuliani Yuliatmi, Kabid Pendidikan Antonia Tutik H, Kabid Kesra Laurensia Krisma, Kabid Humas Sulistyowati, dan Kabid Usaha Catarina Septi.

Dalam sambutannya saat pelantikan, Emerita Tri Mijil Lestari menyampaikan filosofi gepyok atau sapu lidi. Ia mengatakan, lidi kalau hanya satu tidak akan kuat. Lagi pula kalau untuk menyapu juga tidak akan bersih.

Tapi kalau bersatu dan diikat, maka hasilnya akan bersih dan indah kalau digunakan untuk menyapu. “Itulah simbol kepemimpinan saya. Saya tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada kebersamaan,” kata Tarie.

“Mari berbakti setulus hati dan bersatu wujudkan mimpi,” pungkasnya. Selamat bertugas mbak Tarie, selamat bekerja di ladang Tuhan, upahmu besar di surga.

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait