KLATEN,LOKAWARTA.COM-Lebih dari sekadar titik transit, Stasiun Klaten juga berperan sebagai pintu masuk utama ke berbagai destinasi wisata unggulan di Klaten.
Kabupaten ini dikenal memiliki kekayaan wisata air berbasis mata air alami, seperti Umbul Ponggok, Umbul Manten, dan Umbul Cokro yang menawarkan pengalaman wisata air yang unik dan menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Selain itu, berbagai destinasi tersembunyi atau hidden gem seperti Bukit Cinta Watu Prahu, Bukit Sidoguro, dan kawasan wisata alam dan kuliner Rowo Jombor turut memperkaya daya tarik Klaten sebagai tujuan wisata alternatif yang kini mulai ramai dikunjungi generasi muda dan komunitas traveler.
Bagi pencinta sejarah dan budaya, Klaten juga menyuguhkan daya tarik warisan budaya yang luar biasa seperti Candi Plaosan dan Candi Sojiwan, yang merupakan peninggalan budaya Hindu-Buddha dengan arsitektur yang memesona dan suasana tenang, sangat cocok untuk wisata edukasi dan spiritual.
Keberadaan Stasiun Klaten sebagai titik akses utama ke seluruh destinasi ini menjadikan transportasi kereta api sebagai pilihan yang tidak hanya cepat dan nyaman, tetapi juga terjangkau bagi wisatawan dari berbagai kalangan.
“KAI Daop 6 Yogyakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan melalui transformasi digital, pengembangan infrastruktur, dan perluasan konektivitas antarmoda,” kata Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, dalam siaran pers.

“Dengan pencapaian positif ini, Stasiun Klaten diproyeksikan akan semakin memainkan peran strategis sebagai simpul transportasi terpadu dalam mendukung mobilitas masyarakat, mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, dan berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi lokal secara berkelanjutan.”
Sepanjang Triwulan I tahun 2025, Stasiun Klaten mencatatkan performa angkutan penumpang yang impresif dengan total volume penumpang mencapai 277.036 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 144.012 merupakan penumpang kereta api jarak jauh, sementara 133.024 lainnya adalah pengguna layanan KRL Commuterline relasi Yogyakarta–Solo PP.
Menurut Feni Novida Saragih, capaian ini menunjukkan peran penting Stasiun Klaten sebagai simpul strategis dalam jaringan transportasi berbasis rel di kawasan selatan Jawa Tengah dan aglomerasi Yogyakarta – Solo.
Dari layanan kereta api jarak jauh, selama triwulan I tahun 2025 ini sebanyak 67.686 penumpang tercatat naik dari Stasiun Klaten, sementara 76.326 penumpang turun di stasiun ini. Sementara itu, layanan KRL yang dioperasikan sepanjang koridor Yogyakarta – Solo terus menunjukkan tren positif dengan dominasi penumpang komuter harian, yang menjadikan Stasiun Klaten sebagai titik vital pergerakan masyarakat yang bekerja, belajar, maupun beraktivitas di dua kota besar tersebut.
Secara rata-rata harian pada TW I 2025, Stasiun Klaten melayani sekitar 800 penumpang KA jarak jauh dan lebih dari 700 penumpang KRL.
“Capaian pelayanan penumpang di Stasiun Klaten merupakan hasil nyata dari kolaborasi dalam ekosistem KAI Group yang solid. KAI Daop 6 bersama KAI Commuter menghadirkan layanan transportasi berbasis rel yang terintegrasi, efisien, dan dapat diandalkan,” ujar Feni.

Feni menambahkan, peningkatan layanan tidak hanya dilakukan dari sisi operasional, tetapi juga dari aspek kenyamanan dan kualitas fasilitas stasiun. KAI Daop 6 telah menyelesaikan tahap pertama beautifikasi yang menghadirkan wajah baru stasiun dengan tampilan lebih modern, bersih, dan ramah pengguna.
Revitalisasi ini meliputi pembaruan area publik, peningkatan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dan lansia, serta penataan ulang zona layanan penumpang untuk menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih menyenangkan.
“Saat ini Stasiun Klaten memiliki fasad yang lega dan cantik dengan konsep open space, parkir yang jauh lebih luas, ruang tunggu penumpang yang lebih lega dan nyaman, serta fasilitas lainnya. Wajah baru Stasiun Klaten merepresentasikan semangat KAI Daop 6 dalam menciptakan ruang publik transportasi massal yang lebih nyaman, bersih, dan berdaya guna bagi semua pelanggan,” imbuhnya.
Stasiun Klaten juga memiliki keunggulan dari sisi integrasi moda transportasi. Letaknya yang berdekatan dengan Terminal Bus Klaten memungkinkan perpindahan penumpang dari kereta ke angkutan darat berlangsung lebih efisien.
Selain itu, akses menuju bandara juga semakin mudah dijangkau melalui kombinasi layanan KRL dan KA Bandara yang menghubungkan Klaten dengan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo maupun Bandara Adi Soemarmo (SOC) di Solo.
“Integrasi antarmoda ini mendukung arah kebijakan pemerintah dalam membangun konektivititas sistem transportasi nasional yang terhubung dan ramah pengguna,”pungkasnya.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |