Mahasiswa Punya Peran Penting Dalam Memperkuat Keberlanjutan Program JKN, Ini Alasannya…

11 Oktober 2025, 17:22 WIB

SOLO,LOKAWARTA.COM-Guna memperkuat ekosistem program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan menggandeng mahasiswa.

Dalam kuliah umum bertajuk Mahasiswa sebagai Social Agent Program JKN di Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum / IIM Surakarta, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan mahasiswa memiliki peran penting dalam memperkuat keberlanjutan Program JKN sekaligus mewujudkan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045.

Menurut dia, mahasiswa memiliki potensi besar menjadi penggerak utama dalam memperkuat keberlanjutan Program JKN. Sebagai bagian dari generasi muda Indonesia, diharapkan mahasiswa mampu berperan aktif dalam menyebarkan literasi JKN, menumbuhkan kesadaran gotong royong, serta berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat.

“Mahasiswa merupakan agen sosial yang dapat mengedukasi masyarakat, menggerakkan solidaritas, dan menumbuhkan kepedulian terhadap pentingnya Program JKN. Kehadiran Program JKN merupakan bukti nyata hadirnya negara dalam melindungi seluruh penduduk Indonesia melalui prinsip asuransi sosial,” ujar Ghufron.

Ghufron mengatakan sejak berdiri pada 2014, Program JKN telah menjangkau 98,62 persen penduduk atau 282,75 juta jiwa per 1 Oktober 2025. Capaian ini menempatkan Indonesia di jajaran negara dengan pencapaian Universal Health Coverage (UHC) tercepat di dunia, serta jumlah peserta paling banyak.

Tak hanya menghadirkan perlindungan kesehatan, Program JKN juga memberikan dampak ekonomi signifikan. Ghufron menjelaskan, sepanjang tahun 2014 hingga 2024, BPJS Kesehatan menggelontorkan Rp1.087 triliun untuk pelayanan kesehatan, dengan 235 triliun rupiah di antaranya digunakan untuk penanganan delapan penyakit berbiaya katastropik seperti jantung, kanker, dan stroke. 

“Transformasi digital menjadi pilar penting dalam peningkatan mutu layanan Program JKN. Kini peserta cukup menunjukkan nomor induk kependudukan (NIK) tanpa perlu membawa kartu fisik atau fotokopi berkas untuk mendapatkan layanan di fasilitas kesehatan. Aplikasi Mobile JKN juga memberikan beragam kemudahan bagi peserta JKN dalam mengakses layanan kesehatan,” terang Ghufron

Ghufron menambahkan pada Aplikasi Mobile JKN terdapat fitur antrean online di Aplikasi Mobile JKN, yang memudahkan peserta mendapatkan nomor antrean di fasilitas kesehatan tanpa harus antre lama, lalu ada fitur Skrining Riwayat Kesehatan, i-Care JKN, dan BUGAR untuk memantau aktivitas fisik. Selain itu, peserta juga dapat mengakses layanan tanpa harus datang ke kantor melalui Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA) di nomor 08118165165, serta BPJS Kesehatan Care Center 165.

“BPJS Kesehatan juga memiliki big data yang dapat dimanfaatkan akademisi, peneliti, dan masyarakat untuk penelitian serta kebijakan berbasis bukti. Dengan demikian dapat menjadi ruang berbagi masukan, pengalaman, dan strategi implementasi terkait pelaksanaan Program JKN, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan dunia akademik,” kata Ghufron.

IMG 20251011 171645

Di tingkat global, keberhasilan JKN juga membawa nama Indonesia ke panggung dunia. BPJS Kesehatan meraih sepuluh penghargaan dalam ajang International Social Security Association (ISSA) Good Practice Award 2024. Ghufron menuturkan BPJS Kesehatan juga menjadi rujukan
bagi lembaga internasional seperti World Bank, perguruan tinggi luar negeri, bahkan menghadiri pada forum resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memperkenalkan Program JKN.

“Dengan sinergi antara BPJS Kesehatan dengan civitas academica, peran mahasiswa sebagai agen sosial diharapkan mampu memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya jaminan kesehatan. Selain itu juga langkah nyata untuk membangun generasi sehat dan berdaya saing tinggi,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Retno Erawati Wulandari menilai kehadiran Program JKN sejalan dengan semangat Kota Surakarta sebagai kota yang berpendidikan dan sehat.

“Mahasiswa adalah agen sosial yang bisa menjadi jembatan perubahan perilaku masyarakat. Peran aktif mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara,” kata Retno Erawati Wulandari.

Pemerintah Kota Surakarta juga terus berupaya menghadirkan kemudahan layanan agar setiap warga dapat mengakses kesehatan dengan layak. Melalui kolaborasi lintas sektor seperti ini, ia berharap lahir generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

“Kita ingin mencetak generasi muda yang bukan hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap sesama. Karena masyarakat yang sehat adalah fondasi utama bagi kota yang maju,” katanya.

Sementara itu, Rektor Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum (IIM) Surakarta Edy Muslimin mengatakan mahasiswa memiliki peran penting dalam memperluas pemahaman masyarakat terhadap manfaat Program JKN. Menurutnya mahasiswa bukan hanya pelajar tetapi juga agen sosial yang punya kemampuan menyampaikan informasi dan menggerakkan masyarakat.

“Mereka bisa menjadi penggerak bagi sistem kesehatan yang berpihak kepada masyarakat kecil. Dengan demikian harapannya tidak ada lagi masyarakat yang kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan,” katanya.

Ia mengatakan jika mahasiswa terlibat aktif, maka Program JKN akan berkembang menjadi gerakan sosial yang lebih besar. Selain itu, juga menjadi agen sosial memperjuangkan hak kesehatan bagi seluruh rakyat, menuju masyarakat yang sehat, adil, dan beradab.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait