Masih Minim, Literasi Keuangan Syariah Baru Mencapai 43,42%

3 Mei 2025, 08:36 WIB

JAKARTA,LOKAWARTA.COM-Literasi keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 43,42 persen dan inklusi keuangan syariah sebesar 13,41 persen.

Namun angka literasi keuangan syariah itu masih jauh dibanding indeks literasi keuangan konvensional yang naik menjadi 66,46 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 65,43 persen. Dan indeks inklusi keuangan pun naik menjadi 80,51 persen dari sebelumnya 75,02 persen.

Demikian hasil Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025 yang disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi dan Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono di Kantor Badan Pusat Statistik, Jakarta, Jumat.

OJK dan BPS kembali melakukan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) untuk mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia sebagai landasan program peningkatan literasi dan inklusi keuangan ke depan.

IMG 20250503 083313

Penghitungan SNLIK Tahun 2025 menggunakan dua metode. Pertama, Metode Keberlanjutan, yakni metode perhitungan yang dilakukan dengan cakupan sembilan sektor jasa keuangan (Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Dana Pensiun, Pergadaian, Lembaga Keuangan Mikro, Fintech Lending (Pindar), PT Permodalan Nasional Madani) dan Penyelenggara Sistem Pembayaran (PSP).

Kedua, Metode Cakupan DNKI, yakni metode penghitungan yang memperluas cakupan sektor keuangan dengan penambahan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan serta Lembaga Jasa Keuangan Lain (Koperasi Simpan Pinjam (KSP)/Penyelenggara Perdagangan Aset Kripto/PT Pos Indonesia/Lembaga Penjaminan/dan lain-lain).

“Metode Keberlanjutan menunjukkan indeks literasi keuangan Indonesia sebesar 66,46 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 80,51 persen. Sementara metode Cakupan DNKI menunjukkan indeks literasi keuangan  sebesar 66,64 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 92,74 persen,” kata Friderica Widyasari Dewi.

SNLIK Tahun 2025 menggunakan parameter literasi keuangan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku, sementara indeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan (usage) terhadap produk dan layanan keuangan.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait