Masyarakat Diimbau tidak Mudik dan Liburan di Akhir Tahun

13 November 2021, 14:42 WIB

LOKAWARTA.COM,JAKARTA-Indonesia berhasil mempertahankan momentum angka penularan Covid-19 tetap rendah sejak 15 Oktober 2021 di bawah 1000 kasus per hari.

Sedang keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) di bawah 4% dan jumlah orang yang divaksin mencapai 208 juta orang, dimana 80 juta sudah mendapatkan dosis lengkap.

Hal itu diungkap Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry Harmadi dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Jumat (12/11/2021), yang digelar secara virtual.

Hadir pula dalam dialog itu Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana Nelwan Harahap, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane, dan dokter Tirta Mandira Hudhi.

Lebih lanjut Sony mengatakan, dari segi kepatuhan, masih sangat tinggi dengan skor 8,12 untuk pemakaian masker dari skala 1-10. Kepatuhan jaga jarak masih baik. Hanya saja ada 11% kabupaten/kota dengan skor pakai masker kurang dari 60%.

“Perlu menjadi perhatian kita untuk mendorong disiplin protokol kesehatan karena masih ada potensi gelombang ketiga, apalagi dengan adanya baru AY.4.2 meski belum masuk ke Indonesia,” ujar Sonny.

Pihaknya berharap, masyarakat tetap taat menjalankan prokes ketat. Harus dibarengi prokes dan pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi yang banyak digunakan oleh institusi. “Kedisiplinan pakai aplikasi ini harus ditingkatkan,” ujar Sony.

Seiring diperbolehkannya beberapa kegiatan berskala besar, perhatian pada infrastruktur yang ada harus ditingkatkan. “Perhatikan ventilasi sirkulasi udara, piintu masuk dan keluar berbeda. Selain itu semua fasilitas publik harus mendorong kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” beber Sonny.

Guna mencegah lonjakan kasus akhir tahun, Sonny menegaskan pemerintah tidak pernah kendor dalam melakukan testing. “Kita belajar dari negara lain, saat kasus landai, penurunan kapasitas testing bisa memicu terjadinya lonjakan. Pemerintah juga mendorong masyarakat disiplin dalam prokes melalui berbagai komunikasi risiko,” terangnya.

Dia menambahkan, libur akhir tahun tidak hanya dirayakan di dalam negeri, namun juga luar negeri. Untuk itu, ada skrining ketat bagi pelaku perjalanan internasional. “Dan vaksinasi semua kelompok umur akan digencarkan untuk menekan risiko keparahan Covid-19,” ujar Sonny.

Untuk antisipasi masuknya varian baru, kata dia, pemerintah telah menjalankan whole genome sequencing dari kasus positif yang masuk ke Indonesia. Upaya berlapis pun terus dilakukan pemerintah dalam penguatan protokol kesehatan.

“Di antaranya penguatan posko desa dan kelurahan, mendorong kepatuhan institusi, serta di level keluarga sebagai garda terdepan pelaksanaan prokes.”

Sementara itu terkait lonjakan di akhir tahun, Nelwan Harahap mengatakan, pemerintah telah melakukan sejumlah langkah antisipasi. Yakni, memangkas cuti bersama yang diharapkan dapat mengurangi pergerakan masyarakat dalam memanfaatkan libur akhir tahun. Pemerintah juga membuat kebijakan larangan cuti di momen akhir tahun untuk menunda niat masyarakat bepergian.

“Hal yang menjadi kata kunci adalah konsisten dengan prokes, peningkatan cakupan vaksinasi untuk semua kelompok umur guna menekan laju perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia. Untuk itu, sosialisasi harus terus digencarkan dengan menjangkau komunitas-komunitas agar lebih efektif,” kata Nelwan.

Dia juga mengingatkan masyarakat menjaga kedisiplinan dan kesadaran di tingkat individu dalam menjaga prokes. “Kita meminta masyarakat menunda sedikit kesenangan untuk kemashalatan yang lebih panjang,” tandasnya.

Pada kesempatan sama, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI), Masdalina Pane mengatakan, apabila pengendalian wabah dilakukan sesuai standar operasional prosedur yang tepat maka pengendalian akan berlangsung sistematis dan panjang.

Saat ini, jelasnya, untuk pencegahan dan pengendalian wabah jenis apapun kita mengikuti petunjuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diimplementasikan di Indonesia.

“Kita masih ada beberapa kekurangan. Vaksin lengkap masih 39%, masih jauh dari target 70% yang harus dicapai di akhir tahun ini. Kita harus kerja keras untuk itu,” ujarnya.

Menyoroti soal potensi gelombang ketiga, Masdalina menyampaikan saat ini belum terlihat ada indikasi ke arah itu. “Kecuali kalau pintu masuk kita loss-kan (dibuka bebas) karena subvarian Delta ini sudah dekat dengan Indonesia,” ujarnya.

Masdalina menilai, seandainya ada kenaikan kasus, namun tahun ini berbeda dengan situasi tahun lalu. “Tahun lalu belum ada vaksin, tahun ini sudah ada. Yang penting, sinyal-sinyal terus dipantau agar Indonesia stabil terhadap standar pengendalian yang benar,” katanya.

Epidemiolog ini mengapresiasi pemerintah dalam mengambil keputusan untuk meniadakan cuti maupun libur akhir tahun.

“Kita sementara waktu ini harus berhati-hati. Jangan dulu berlibur dalam satu waktu, jangan menumpuk di Nataru. Bagi institusi, untuk sementara, sebaiknya tidak memberi libur/cuti bagi karyawan,” tandasnya.

Editor : Vladimir Langgeng
Sumber :

Artikel Terkait