Menyambut Leluhur di Bulan Arwah…

1 September 2024, 18:05 WIB

SOLO,LOKAWARTA.COM-Tanggal 1 September 2024 bertepatan dengan tanggal 29 bulan 7 tahun 2575 penanggalan Imlek, Majelis Agama Khonghucu Indonesia / MAKIN Surakarta, menggelar sembahyang dan doa yang dikenal dengan upacara Sembahyang King Hoo Ping atau Sembahyang Rebutan.

Sembahyang King Hoo Ping yang digelar di Litang Gerbang Kebajikan, Jalan Jagalan Solo itu diperuntukkan bagi semua arwah. Artinya kepada semua arwah termasuk arwah yang bukan leluhur umat Khonghucu dan arwah yang tidak lagi mendapat perhatian dari sanak keluarga yang masih hidup.

Di samping ada altar Tuhan YME, dalam sembahyangan itu juga disediakan dua jenis altar sembahyang lainnya, yaitu altar umum dan altar vegetarian untuk menghormat mereka yang semasa hidupnya hidup vegetarian (tidak makan daging ).

Upacara dipimpin Ws. Adjie Chandra dengan kedua pendamping, diikuti para rohaniwan lain yang mengenakan jubah berwarna biru dan dihadiri puluhan umat dan simpatisan Khonghucu lainnya. Js. Novita Luisiana Dewi, ketua WAKIN (Wanita Agama Khonghucu Indonesia) Surakarta ditunjuk ketua panitia King Hoo Ping tahun ini.

IMG 20240901 WA0089

Upacara diakhiri penyempurnaan / pembakaran replika kapal yang didalamnya berisi nama almarhum yang setelah didoakan oleh para rohaniwan nantinya akan ikut disempurnakan (dibakar), suatu lambang dengan sarana transpotasi tersebut kita mengantar agar para roh itu segera kembali ke tempatnya, karena bulan 7 Imlek akan segera berakhir.

Sembahyang ini juga disebut sembahyang rebutan karena menurut legenda para arwah yang hadir untuk menikmati sesaji ini sangat banyak sehingga terjadilah saling berebutan, atau juga ada tradisi di daerah yang lain dimana selesai sembahyang sesajinya bisa diambil oleh para peserta sembahyang.

Menurut legenda, pada bulan ketujuh atau, pintu akherat dibuka dan para arwah diberi kesempatan turun ke dunia menengok sanak keluarga. Menyambut kehadiran mereka, masyarakat Tionghoa khususnya umat Khonghucu diwajibkan melakukan sembahyang pengenangan atau penghormatan kepada para arwah lelujur yang dilaksanakan tanggal 15 bulan 7 Imlek (Jit Gwe Poa) dirumah masing-masing.

Dan di akhir Jit Gwe, sebelum para arwah kembali ke alamnya, diadakan upacara King Ho Ping untuk menghormati mereka, seakan mengantar mereka segera kembali. MAKIN Surakarta biasanya memilih hari Minggu yang paling akhir di bulan 7 Imlek, yang tahun ini jatuh di tanggal 1 September 2024.

Karena itu, masyarakat Tionghoa yang masih memegang adat tradisional pada Jit Gwe ini ada yang pantang mengadakan kegiatan, misal mantu, hajatan, dan lainnya. Sebab, umat Khonghucu menganggap bahwa bulan 7 Imlek adalah bulan khusus untuk persembahyangan. Sembahyang King Hoo Ping juga merupakan sebuah rekomendasi bagi para arwah, atau setidaknya rasa simpati manusia yang masih hidup kepada mereka yang telah meninggal.

IMG 20240901 WA0088

“Nabi Khongcu mengajarkan agar kita memperlakukan mereka yang telah tiada meninggal “seperti / seakan” orang yang hidup,” kata Henry Susanto, panitia Sembahyang King Hoo Ping, dalam siaran pers.

“Hendaknya dipahami kata seperti tidak berarti sama, karena bukankah orang yang meninggal itu dahulu pernah menjadi orang (hidup), maka pengalaman / jasa dan segala kebaikannya sebagai manusia seharusnya tidak dapat /tidak boleh dilupakan.”

Ya, MAKIN Surakarta sejak puluhan tahun selalu melaksanakan upacara tersebut dan dari tahun ke tahun semakin banyak umat yang hadir. Delain menitipkan nama leluhurnya yang ditempel di belakang altar sembahyang, mereka juga ikut berdoa bersama. Mereka beriman bahwa dengan melakukan sembahyang kepada lelulur maknanya adalah mengingatkan manusia.

Yakni agar tidak lupa akan sejarah atau asal usulnya. Tidak melupakan budi, jasa dan kasih dari leluhurnya Dengan dibacakan doa (seolah-olah) para arwah diundang untuk menerima dan menikmati sesaji yang dihidangkan di altar..

Selain itu, upacara sembahyang King Hoo Ping merupakan bentuk pendidikan etika moral dan budi pekerti kepada umat Khonghucu, khususnya para generasi muda agar selalu bersedia membantu orang lain.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait