Muda, Kaya Raya, Masuk Surga

21 Juni 2024, 09:46 WIB

Puncta 21.06.24
KENDATI keturunan bangsawan yang kaya raya, namun Aloysius Gonzaga sudah punya cita-cita mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan. Ia lebih tertarik melayani orang kecil dari pada hidup bergelimang harta di istana.

Ia masuk ke Serikat Yesus dan menjadi novis di bawah bimbingan Robertus Bellarminus. Sebagai frater muda dia sangat cerdas dan peduli dengan orang-orang kecil dan menderita.

Jiwa sosialnya sangat tinggi. Pada waktu Italia diserang wabah pes yang mematikan, Aloysius Gonzaga meminta ijin kepada pembesarnya untuk ikut menolong mereka.

Ia mengumpulkan derma untuk memberi makan orang-orang sakit di pinggir jalan.

Ia membawa mereka ke rumah sakit dan merawat langsung para pasien penyakit menular itu. Akhirnya Aloysius sendiri terkena wabah itu dan pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus 21 Juni 1591 ia dipanggil Tuhan.

Aloysius tidak mengejar harta duniawi dan status kebangsawanan. Ia lebih tertarik untuk menyerahkan hidupnya bagi Tuhan. Ia mengumpulkan harta surgawi dengan melayani orang sakit, menolong orang lapar dan miskin.

Hidupnya diarahkan pada sabda Tuhan yang berkata, “Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri akan membongkar dan mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta disurga.”

Aloysius Gonzaga memberi teladan, walaupun dia masih muda – ia wafat pada umur 23 tahun 3 bulan – namun telah mengumpulkan bekal yang banyak di surga. Yesus juga berkata, “dimana hartamu berada, di situ pula hatimu berada.”

Harta yang sejati bagi Aloysius bukan istana yang megah, kekayaan yang melimpah, gelar kebangsawanan yang meriah. Harta yang sejati adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Kasih itu diwujudkan dengan pemberian diri dalam pelayanan kepada orang kecil dan menderita.

Harta yang benar adalah kasih Allah sendiri. Maka seluruh hati Aloysius juga berada di dalam kasih-Nya yang berlimpah. Ketika kematian mendekat, Aloysius mengarahkan pandangan matanya kepada salib yang Ia pegang, dan sewaktu mencoba menyebut nama Yesus, Ia menutup mata dan bersatu dengan Tuhan yang dicintainya.

Mata hatinya yang selalu tertuju pada hal-hal surgawi adalah bukti bahwa hidupnya terarah pada Sang Kasih Abadi. Melihat hidup doa, karya, dan semua keutamaan yang dimilikinya, Aloysius menghayati hidupnya dalam kesucian.

Santo Aloysius yang muda dan ganteng, doakanlah kami semua, khususnya anak-anak muda agar dapat meneladan hidupmu.

Di mana hartamu berada,
Di situ pula hatimu berada.
Santo Aloysius Gonzaga,
Teladan hidup kaum muda.

Cawas, apalah artinya harta, jika tidak masuk surga
Alexander Joko Purwanto Pr

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:sesawi.net

Artikel Terkait