LOKAWARTA.COM,SOLO-Rendahnya tingkat okupansi kamar hotel menjadi pertimbangan utama digelarnya Solo Great Sale (SGS). Tujuannya untuk meningkatkan okupansi.
Makanya, sepuluh tahun lalu, Kadin Kota Surakarta sebagai penyelenggara memilih bulan Februari untuk pelaksanaan SGS yang pertama kali.
Sebab, tingkat okupansi kamar hotel di bulan Februari, yang rata-rata di bawah 40 persen, dinilai paling rendah dibanding bulan-bulan lainnya dalam satu tahun.
Ketika SGS ke 7 dan 8 digeser ke lain bulan, maka pertimbangan utama pun tetap seperti semula, yakni okupansi kamar hotel rendah atau low seasson. Maka dipilihlah September atau Oktober, sebab di bulan tersebut, okupansinya juga dinilai rendah.
Nah, untuk merangsang keikutsertaan hotel dalam SGS, panitia memintakan keringanan pajak sebesar 30 persen pada Pemerintah Kota Surakarta bagi semua hotel. Tujuannya agar pengelola hotel bergairah mengikuti.
“Sekarang tidak digebyah uyah seperti dulu. Hanya hotel yang mengajukan keringanan pajak yang akan mendapat keringanan,” kata ketua PHRI Surakarta Abdullah Soewarno, usai meninjau sejumlah hotel peserta SGS 8, Senin (3/10/2022).
Untuk SGS 8 tahun ini, lanjut Abdullah, tidak semua hotel mengikuti, hanya hotel bintang tiga ke atas saja yang mengikuti. “Ini untuk efisiensi dan efektifitas, tanpa mengurangi esensi dari SGS,” kata dia.
Selain keringanan pajak hotel hingga 30 persen, lanjut Abdullah Soewarno, panitia SGS juga mencoba mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin ke Solo agar okupansi kamar hotel meningkat dan lama tinggal (long stay) wisatawan bertambah.
Caranya, menggeber SGS sebagai wisata belanja dengan diskon gede gedean, baik di mall, pasar tradisional, pusat oleh-oleh, pusat kuliner, dan lain sebagainya. Selain diskon besar, yang beruntung bisa dapat hadiah mobil, hadiah rumah, hadiah sepeda motor, atau hadiah lainnya.
Ya, mumpung ada SGS, ayo dolan ke Solo. Belanja, kulineran dan dapat hadiah, lagi….(*)
| Editor | : | Pilih Nama Editor |
|---|---|---|
| Sumber | : |
