Murid Kesayangan

26 Januari 2023, 13:09 WIB

Puncta 26.01.23
PW. St. Timotius dan Titus, Uskup
Lukas 10:1-9

APAKAH anda pernah menjadi murid kesayangan pak guru atau bu guru di sekolah?

Sebagai murid kesayangan pasti ada perlakuan spesial dari pak guru, entah sering ditunjuk untuk mengerjakan tugas di depan kelas, atau diminta membawakan tas atau bukunya ke kantor atau bahkan diajak main ke rumahnya untuk petik mangga atau nguras kolam ikan di belakang rumahnya.

Dulu saya sering ditugaskan mengikuti berbagai ajang perlombaan mewakili sekolah baik di tingkat kecamatan bahkan sampai tingkat kabupaten.

Guru-guru yang mengesan dan punya kedekatan dengan murid biasanya sangat dihormati dan disegani.

Para guru itu tahu dan mengenal secara mendalam, bahkan dekat dengan keluarga muridnya.

Pak guru juga sering memberi nilai bonus atau tambahan karena prestasi dan keaktifan muridnya.

Aktif dalam kegiatan Pramuka, baksos, seni musik dan tari atau olahraga, apalagi jika berhasil membawa nama harum sekolah.

Waktu di SD saya pernah menjadi juara baca puisi di tingkat kecamatan. Pak guru dan Bu guru senang, nama sekolahnya disebut di kecamatan.

Apakah anda punya pengalaman menjadi murid kesayangan di sekolah?

Hari ini kita memperingati dua orang murid yang menjadi kesayangan Paulus. Kemarin kita merayakan bertobatnya Paulus, guru segala bangsa.

Kini kita kenangkan dua orang murid terdekatnya yakni Timotius dan Titus.

Hanya dua murid ini yang diberi surat oleh Paulus. Mereka mendapatkan perhatian istimewa dari gurunya.

Paulus menyapa mereka sebagai anakku yang terkasih. “kepada Timotius anakku yang terkasih,” atau “kepada Titus, anakku yang sejati dalam iman bersama.”

Paulus juga punya hubungan dekat dengan keluarga Timotius. Ia mengenal secara mendalam neneknya, Lois dan ibunya, Eunike.

Bagaimana mereka hidup dalam iman yang kuat dan memberi teladan baik kepada Timotius.

Mereka berdua sebagai murid kesayangan diberi tugas untuk memimpin jemaat. Titus diberi tugas di Kreta untuk mengatur apa yang masih perlu dan mengangkat penatua-penatua di setiap kota.

Paulus menasehatkan Timotius untuk mengobarkan kasih karunia Allah agar Timotius tidak malu bersaksi tentang Tuhan Yesus dan berani ikut menderita karena Injil-Nya.

Sebagaimana Yesus mengutus murid-murid-Nya pergi berdua-dua untuk mewartakan Injil, begitu juga kita di zaman sekarang ini diutus untuk bersaksi tentang kasih karunia Allah.

Yesus mengingatkan, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya.”

Sebagai murid yang disayang Tuhan, kita diberi tugas menjadi pekerja di ladang-Nya.

Tugas kita adalah membawa damai sejahtera bagi setiap orang, agar Kerajaan Allah makin dirasakan bagi orang-orang di sekitar kita.

Siapkah anda diutus oleh Tuhan yang menyayangi kita?

Berakit-rakit ke hulu,
Berenang-renang ke tepian.
Kita diberi tugas oleh Sang Guru,
Membawa damai dan kebahagiaan.

Cawas, kita semua diutus-Nya….
RD A Joko Purwanto Pr

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait