Puncta 01.03.23
Rabu Prapaskah I
Lukas 11: 29-32
SETIAP tahun selalu ada penganugerahan hadiah Nobel. Alfred Bernhard Nobel adalah pencetusnya. Dia penemu dinamit.
Mengapa Nobel membuat wasiat untuk menganugerahkan harta kekayaannya bagi orang-orang yang berjasa bagi kemanusiaan?
Diduga karena Nobel prihatin atas karya tenemuannya yang justru dipakai untuk perang. Hasil temuannya berupa dinamit digunakan negara-negara untuk senjata perang.
Penyesalan moral atas penemuan ini ditebus dengan menganugerahkan penghargaan bagi mereka yang mengusahakan perdamaian bangsa bangsa.
Sebagai tanda penyesalan, Nobel juga mempersembahkan harta kekayaan miliknya bagi perdamaian dunia.
Dalam surat wasiatnya, Alfred Nobel menulis, antara lain : penghargaan harus diberikan kepada orang yang berusaha paling banyak atau terbaik untuk persaudaraan antar bangsa.
Kemudian untuk penghapusan atau pengurangan tentara dan untuk penyelenggaraan dan memajukan kongres perdamaian.
Sudah banyak orang menerima hadiah Nobel yang bergengsi itu. Misalnya, Nelson Mandela, Dalai Lama, Winston Churchill dan Aung San Suu Kyi.
Lalu, Mother Teresa dari Calcutta, Martin Luther King, Charlos Filipe Ximenes Belo, Barack Obama, dan terakhir tahun 2021 Maria Ressa dari Filipina.
Nobel menjadi lambang penghargaan bagi orang-orang yang berjuang demi perdamaian bangsa-bangsa di dunia. Nobel mengingatkan kita untuk menghadirkan kehidupan damai bagi insan manusia di dunia.
Dalam Injil, Yesus dituntut untuk menunjukkan suatu tanda ilahi. Orang-orang meminta tanda bahwa kuasa-Nya sungguh berasal dari surga. Mereka baru mau percaya jika diberi tanda. Kedegilan hati seperti inilah yang membuat Yesus kecewa.
“Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.” demikian kata Yesus.
Sebenarnya karya-karya Yesus sudah merupakan tanda-tanda bahwa Dia berasal dari Allah. Namun mereka tidak mau percaya. Mata hati mereka tidak mau terbuka.
Mereka butuh hal-hal yang spektakuler, sensasional melampaui daya nalar manusia.
Namun Yesus mengingatkan kepada mereka yang tidak percaya. Mereka akan dihakimi oleh orang-orang yang telah percaya.
Ratu dari Selatan telah datang dan percaya pada kebesaran Salomo. Padahal Yesus menunjukkan hikmah-Nya lebih tinggi daripada Salomo.
Begitu pula, orang-orang Ninive akan menjadi hakim bagi mereka, karena mereka bertobat mendengar pesan Yunus. Padahal Yesus lebih besar daripada Yunus. Kedegilan hati menutup orang untuk percaya.
Ada banyak tanda-tanda kehadiran Allah di tengah kita, beranikah kita terbuka dan bertobat agar kita menjadi percaya?
Lilin ultah ditiup tidak mau mati,
Karena dijaga raksasa berbulu domba.
Marilah kita membuka hati nurani,
Ada banyak kebaikan di tengah kita.
Cawas, mari bangun pertobatan diri…
RD A Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |