Puncta 16.05.23
BROERY MARANTIKA pernah menyanyikan sebuah lagu ciptaan Gesang yang berjudul “Pamit Mulih.”
Lagu itu kemudian digubah dalam Bahasa Indonesia dengan judul “Pamitan,” atau Selamat Tinggal.
Lagu itu sangat menyentuh hati, sehingga banyak orang meneteskan air mata saat suara Broery mengharu biru perasaan.
Mari kita dendangkan sebagian syairnya:
Ijinkan aku pergi
Apalagi yang engkau tangisi
Semogalah penggantiku
Dapat lebih mengerti hatimu
Memang berat kurasa
Meninggalkan kasih yang kucinta
Namun bagaimana lagi
Semuanya harus kujalani
S’lamat tinggal kudoakan
Kau selalu bahagia
Hanya pesanku
Jangan lupa kirimkan kabarmu
Dalam amanat perpisahan-Nya dengan para murid-Nya, Yesus berkata, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur tidak akan datang kepadamu; sebaliknya jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”
Yesus berpamitan kepada para murid, bahwa Ia akan kembali kepada Bapa yang mengutus-Nya. Tentu saja para murid sangat berdukacita.
Tetapi Yesus menghibur mereka dengan berjanji mengirimkan pengganti-Nya yakni Roh Penghibur.
Dialah yang akan datang untuk menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Roh Kudus yang diutus Yesus kepada kita akan menuntun dan mengarahkan kita kepada kebenaran.
Ia akan menerangi kita agar melakukan pembaharuan hidup. Roh itu juga menyadarkan kita agar percaya kepada Yesus Kristus, Utusan Allah yang menyelamatkan kita.
Yesus akan pergi, tetapi kita tidak bersedih, karena Dia mengutus Roh Penghibur yang menemani peziarahan kita di dunia.
Sekarang adalah zaman Roh Kudus berkarya menuntun kita. Marilah kita percaya pada bimbingan-Nya.
Pergi ke Malang lewat Surabaya
Singgah di Batu beli buah apelnya
Yesus akan kembali kepada Bapa
Ia mengutus Roh-Nya dampingi kita
Madiun, menanti Roh Kudus-Nya
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |