Pandemi Covid-19 Pengaruhi Peningkatan Stunting? Masih Butuh Penelitian

1 Desember 2021, 05:43 WIB

LOKAKARYA.COM,SOLO-Pandemi Covid-19 mempengaruhi peningkatan angka stunting atau pertumbuhan anak terhambat disebabkan kurang gizi.

“Tapi itu masih teori. Kita masih perlu melihat hasil survei yang terbaru dulu,” kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Suprapto.

Hal itu dikatakan dalam dalam Dialog Produktif dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Selasa (30/11/2021), yang disiarkan melalui channel Youtube.

Hadir dalam kesempatan itu, Plt. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Kartini Rustandi dan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia M. Adib Khumaidi.

Agus melanjutkan, untuk menyokong kesejahteraan masyarakat dan memastikan ketersediaan pangan bagi kelompok rentan secara penghasilan di masa pandemi Covid-19, pemerintah telah menyalurkan bantuan sosial.

“Termasuk menyalurkan sembako bagi masyarakat yang membutuhkan,” jelas Agus.

Lebih lanjut Agus mengatakan, target pemerintah untuk menurunkan angka stunting, tidak berubah, yakni hingga 14% pada 2024. Dan untuk mencapai target 14%, orientasi edukasi harus ke hulu lagi.

Karena itu, edukasi terkait stunting diharapkan tidak hanya fokus pada bayi atau anak, melainkan juga pada kelompok risiko. Yaitu remaja anemia, calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, anak yang baru lahir. Sebab, status gizi calon pengantin dan ibu hamil mempengaruhi bayi yang akan dilahirkan, agar lebih sehat.

Menurut Agus, edukasi di bidang gizi sangat dipengaruhi kebudayaan setempat. Karena itu, edukasi sebaiknya dilakukan warga setempat, sementara pendampingan dan pendekatan dengan ibu hamil dianjurkan dilakukan orang per orang.

“Setiap individu memiliki keunikan dan permasalahannya masing-masing,” pungkas Agus.

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait