Puncta 23.09.25
SEORANG Filsuf zaman Romawi kuno, Epictetus (50-130M) mengatakan, “Kita memiliki dua telinga dan satu mulut, karena itu kita bisa mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara.”
Namun justru mendengarkan itulah pekerjaan yang lebih sulit daripada berbicara dan banyak orang harus berjuang untuk mendengarkan. Apalagi mendengarkan dengan sepenuh hati.
Betapa sulitnya mendengarkan dapat digambarkan melalui perjuangan yang sangat keras dalam wujud patung-patung Budha di Candi Borobudur.
Kalau kita naik ke pelataran Candi Borobudur, kita temukan patung-patung Budha sedang samadi.
Patung-patung itu mempunyai bentuk telinga yang panjang lebih dari ukuran normal kita manusia.
Tanpa bicara patung Budha itu menjelaskan bahwa mendengarkan suara Tuhan membutuhkan usaha keras, penuh konsentrasi dan tekun dari pihak kita.
Mendengarkan dan tekun melaksanakan firman Allah itulah yang dilakukan oleh Bunda Maria dan saudara-saudara Yesus.
Ketika orang banyak berkata kepada Yesus, “Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.”
Yesus langsung menjawab, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”
Jadi siapa yang mau menjadi Ibu dan saudara Yesus dapat dinilai sejauh mana orang itu mendengarkan dan melaksanakan firman Tuhan.
Kita bisa melihat pribadi Bunda Maria sebagai orang yang mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan. Dialah teladan sempurna orang beriman. Kita bisa mencontoh kehidupannya.
Suara burung ada di pepohonan,
Berkicau saling bersahutan.
Mari kita belajar mendengarkan,
Membuka hati pada suara Tuhan.
Wonogiri, dengarkan suara alam
Romo A. Joko Purwanto, Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |