SECARA “teknis”, menulis berita itu melaporkan peristiwa dengan menyusun unsur atau elemen berita yang terangkum dalam istilah 5W1H :
Who – Pelaku, subjek. Siapa? Siapa yang melakukan? Siapa yang mengadakan? Siapa yang terlibat? Biasanya nama orang atau lembaga.
What – Peristiwa. Apa? Melakukan apa? Mengadakan apa? Ngomong apa? Menyelenggarakan apa?
Where – Tempat. Di mana diadakannya? Di mana terjadinya? Di mana lokasinya?
When – Waktu. Kapan? Hari apa tanggal berapa? Iraha? Berpa lama?
Why – Tujuan, latar belakang peristiwa. Kenapa? Untuk apa? Apa tujuannya? Mengapa terjadi? Kenapa diadakan? Kenapa ngomong begitu?
How – Detail peristiwa. Bagaimana ceritanya? Bagaimana kejadiannya? Prosesnya? Ada apa saja?
Keenam unsur berita tersebut lalu disusun dengan mengacu pada format pemberitaan yang dikenal dengan istilah piramida terbalik (inverted pyramid), yakni mengedepankan unsur terpenting dalam peristiwa.
Ringkasnya, dalam menulis berita atau menyusun laporan peristiwa, penulis berita harus mengedepankan unsur terpenting dari 5W+1H : pelaku, peristiwa, tempat, waktu, tujuan, atau detail?
Lazimnya, unsur WHO atau WHAT merupakan unsur terpenting sehingga dikedepankan, karena itu, formula bagus untuk menulis berita yang baik sesuai kaidah jurnalistik, yaitu :
Who did What, When, Where, Why, How.
SIAPA melakukan APA, kapan, di mana, kenapa, bagaimana?
Contoh : WKRI cabang Karanganyar mengadakan ziarah dan rekoleksi, Mingggu (7/11/2021) di Gua Maria Kerep Ambarawa untuk penyegaran pengurus.
Perhatian awal kalimat (awal paragraf) yang menggunakan unsur WHO.
Jika unsur When, Why, Where, bahkan How dianggap paling penting, maka bisa dikedepankan, namun itu tadak tidak lazim.Tentu, formula “SIAPA melakukan APA” di atas tidak baku.
Itu hanya “standar” penulisan berita yang baik sesuai dkaidah jurnalistik –5W1H plus Piramida Terbalik.
Demikian tentang Cara Menulis Berita yang Baik mengacu pada kidah jurnalistik “5W1H” dan “Piramida Terbalik”.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | bdgtoday.com |