Penggunaan Meningkat, Kredivo dan Psikolog Tekankan, Pentingnya Perhatikan Kondisi Mental Sebelum Gunakan Paylater 

15 Januari 2025, 18:00 WIB

JAKARTA, LOKAWARTA.COM – Angka penggunaan pinjaman online dengan skema Paylater meningkat, Kredivo dan Psikolog menekankan pentingnya memperhatikan kondisi mental sebelum menggunakan paylater.

Data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan pembiayaan Paylater oleh perusahaan pembiayaan di Indonesia meningkat sebesar 63,89% pada Oktober 2024 (YoY).

Hal itu menunjukkan, paylater menjadi solusi keuangan, hadir untuk menjawab tingginya permintaan akses kredit di Indonesia. 

“Survei yang dilakukan oleh Kredivo dan Katadata Insight Center mengungkapkan bahwa 68% pengguna Paylater mendapatkan akses kredit pertama mereka dari Paylater,” ujar SVP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari, dalam siaran pers, Rabu (15/1/2025).

“Kami pun berkomitmen untuk memastikan penggunaan Paylater Kredivo tetap sehat dan memberikan dampak optimal bagi para pengguna,” lanjutnya.

Menurutnya, komitmen Kredivo untuk mewujudkan layanan Paylater yang sehat dapat dilihat dari tingkat Non Performing Loan (NPL) Kredivo yang hingga saat ini masih konsisten berada di bawah batas maksimal yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Capaian tersebut didukung oleh manajemen risiko yang kuat serta penerapan prinsip responsible lending, yang dapat memprediksi secara tepat creditworthiness seseorang, termasuk potensi gagal bayar.

Dengan demikian, penyaluran kredit dan pemberian limit dilakukan secara proporsional sesuai dengan kemampuan bayar pengguna, sehingga mendukung ekosistem kredit yang lebih sehat dan bertanggung jawab.

Untuk memastikan layanan Paylater Kredivo dapat memberikan dampak optimal bagi pengguna, Kredivo berkomitmen untuk menyediakan akses kredit yang mudah, serta memastikan pengguna memahami risiko dan manfaatnya.

“Melalui edukasi seperti program Generasi Djempolan dan kampanye #AndaiAndaPandai, kami ingin membangun pola pikir pengelolaan keuangan yang sehat pada generasi muda. Sehingga mereka dapat menggunakan Paylater secara bijak,” tutur Indina Andamari.

“Kami berharap inisiatif ini juga dapat mendukung mereka dalam mencapai financial freedom melalui keseimbangan pengelolaan keuangan dengan kesehatan mental,” ungkapnya.

Sementara itu, Psikolog Klinis, Disya Arinda menjelaskan, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa kesehatan mental merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan yang sehat, termasuk ketika menggunakan Paylater.

“Penggunaan Paylater dapat memberikan manfaat yang signifikan dan memberikan peace of mind jika didorong oleh motivasi positif, seperti mengelola arus kas atau memenuhi kebutuhan penting. Sebaliknya, jika motivasinya dipicu oleh FOMO atau YOLO, maka risiko kecemasan dan stres pun akan meningkat,” terangnya.

“Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan mental, baik sebelum maupun setelah menggunakan Paylater, guna menghindari motivasi dan dampak negatif dalam penggunaannya,” tandas Disya Arinda.

Dipaparkan, Paylater bukan serta merta menjadi penyebab dari fenomena gaya hidup konsumtif pada generasi muda. Pola hidup konsumtif dan doom spending dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk penggunaan sosial media.

“Sehingga, tanpa hadirnya akses keuangan seperti Paylater, pinjaman digital, atau kartu kredit pun, generasi muda ini juga tetap dapat hidup boros,” tuturnya.

“Kuncinya berada pada mindset dalam penggunaan uang, agar Paylater digunakan sesuai tujuannya yaitu sebagai alat pembayaran yang mendukung pengelolaan keuangan,” pungkas Disya Arinda.

Editor : Arumi Chan
Sumber :

Artikel Terkait