PENGUSAHA dan tenaga kerjanya seperti sisi dari mata uang. Mereka sebenarnya saling melengkapi sehingga “uang” tersebut menjadi bermakna dan bernilai.
Hubungan industrial sudah banyak diatur lewat regulasi, tapi kadang harus dikomunikasikan secara intensif, karena ada beberapa hal kerap menjadi miss persepsi.
Saluran komunikas sudah ada, misal forum komunikasi antara pengusaha dan pekerja (Bipartit) dan forum komunikasi pemerintah, pengusaha dan pekerja (Tripartite).
Tapi sayang komunikasi kadang tidak mulus. Masing masing punya persepsi berbeda dan bahkan ada kepentingan lain yg juga kadang mengintervensi.
Seandainya hubungan industrial Pancasila bisa didefinisikan serta dikomunikasikan menjadi satu bentuk value creation, tidak mustahil ini bisa merupakan kekuatan daya ungkit yang mampu menjadikan lebih berdaya saing.
Kita sudah saatnya bicaranya tentang kinerja, kualitas, produktifitas, kemitraan dan aset sumber daya manusia. Persaingan sudah sangat kompleks. Apabila itu tertata kelola dengan baik maka kesempatan untuk semakin baik akan terbuka lebar.
Stop politisasi hal-hal yang mengarah pada perpecahan. Mari kita bangun kemitraan dan sinergi ini untuk kebaikan semua aspek yang berkelanjutan. Teman pekerja akan mendapatkan kelayakan hidup, dan pengusaha mendapatkan kelayakan berusaha.
Pemerintah memberi ruang yang positif, setara, dan berkelanjutan agar ekosistim ini bisa tumbuh menuju ke kemakmuran yang berkeadilan sosial. Selamat hari buruh. Bersama kita bangun hubungan industrial yang semakin baik.(Sri Saptono Basuki, Wakil Sekretaris Apindo Kota Solo)
| Editor | : | Vladimir Langgeng |
|---|---|---|
| Sumber | : |
