Puncta 20.10.22
DALAM kisah pewayangan ada empat perang besar yakni : Perang Pamuksa, Perang Gojalisuta, Perang Guntarayana dan yang paling besar adalah perang Baratayuda.
Perang Pamuksa adalah perang antara Prabu Pandu Dewayana dengan Prabu Tremboko. Dua Kerajaan besar antara Hastina dan Pringgadani.
Yang kedua disebut perang Gojalisuta. Gojali artinya Bapak. Suta artinya anak. Gojalisuta berarti perang antara bapak dan anak yakni Prabu Kresna dengan anaknya sendiri yakni Raden Boma Narakasura.
Terjadi pertentangan antara bapak dan anak disebabkan Samba, anak Kresna dari Dewi Jembawati merebut Dewi Mustikawati atau Hagnyanawati putri dari Kerajaan Giyantipura, istri Boma Narakasura, anak Kresna dari Batari Pertiwi.
Boma dan Samba adalah sama-sama anak Kresna lain ibu. Boma marah dan tidak terima karena Samba merebut istrinya.
Samba meminta bantuan Kresna dan Arjuna. Akibatnya pasukan Trajutrisna menyerang Dwarawati. Perang antara bapak dan anak tidak terhindarkan.
Cinta buta antara Samba dan Hagnyanawati menggiring ke jurang perpecahan antar keluarga. Samba “dijuwing-juwing” atau dimutilasi oleh Boma saking marahnya.
Kresna tidak terima atas perlakuan Boma kepada adik tirinya. Kresna menghukum Boma dan membunuhnya dengan senjata cakra.
Dalam kutipan Injil hari ini Yesus mengingatkan kepada orang banyak bahwa kedatangan-Nya akan membawa pertentangan dalam satu keluarga.
Kehadiran Yesus membawa konsekwensi bahwa orang harus membuat keputusan berani. Berpihak atau menolak-Nya. Kehadiran Yesus akan membuat pro dan kontra.
Yesus berkata dengan tegas, sekaligus memperingatkan, “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai melainkan pertentangan.”
Yesus datang membawa kebenaran. Hal itu akan ditanggapi dengan pro dan kontra. Ada yang setuju, namun juga ada yang tidak setuju, bahkan mereka terdiri dalam satu keluarga.
Maka mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan.”
Kebenaran yang diwartakan Yesus menimbulkan pro dan kontra. Ada orang yang tidak mau menerimanya. Bahkan mereka melawan sambil mengangkat senjata untuk menumpas para pengikut Kristus.
Perlawanan itu tidak akan membawa damai, tetapi malah pertentangan. Kepada mereka yang percaya dan mengikuti-Nya sudah diingatkan bahwa akan ada orang-orang yang tidak menerima mereka.
Namun demikian, Yesus tetap menawarkan belaskasih dan pengampunan. Para murid diajak untuk tetap mengasihi dengan tulus hati.
Bahkan kepada mereka yang memusuhi sekalipun. Mari kita tetap mengasihi dengan ikhlas hati bagi siapapun juga
Semboja tumbuh di taman bunga,
Warnanya kuning harum baunya.
Cintakasih mengalahkan segalanya,
Kendati nampaknya hanyalah sia-sia.
Cawas, alone with God…
RD A Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |