SOLO,LOKAWARTA.COM-Komunitas warga Solo yang menamakan diri WAGON (wani guyon ora oleh nesu) marayakan hari jadi ke-24 tahun atau 3 windu, Sabtu (7/12/2024).
Ulang tahun itu terasa spesial dan luar biasa karena dua tokoh yang baru saja ‘bertarung” dalam Pilkada 2024 hadir, duduk dalam satu meja. Yakni, Wali Kota Surakarta Teguh Prakoso serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih Respati Ardi dan Astrid Widayani.
“Ini luar biasa, dua-duanya hadir, PakTeguh dan mas Respati, juga mbak Astrid. Semoga ini pertanda baik, untuk tetap menjalin silaturahmi dan kebersamaan guna menata Kota Solo ke depan,” kata Wakil Kepala Suku Wagon Gareng S Haryanto.
Selain spesial dan luar biasa, perayaan ulang tahun ke-24 atau tiga windu WAGON juga berlangsung meriah. Setelah doa bersama dan sambutan-sambutan, acara dilanjut dengan silaturahmi, dan potong tumpeng.
Tidak lupa pembagian doorprize serta nyanyi bersama dan bergoyang bersama. Seru. Semua maju, ikut bergoyang, goyang poco-poco, khas WAGON, meski sudah pada berumur.
Wali Kota Surakarta Teguh Prakoso mengapresiasi keberadaan WAGON. Meski sudah terbentuk 24 tahun lalu, namun hingga kini tetap bertahan. “Semoga WAGON makin eksis dan berkembang, bermanfaat bagi masyarakat,” kata Teguh dalam sambutannya.
Dalam sambutannya, kepala suku WAGON, H Purnomo berpesan pada koleganya untuk tetap menjaga silaturahmi selain menjaga kedehatan, dan tetap berolahraga. Sebab, paguyuban ini isinya orang-orang yang sudah pada tua.
“Jaga persaudaraan, keakraban, kekompakan, dan bersatu. Soslnya kita menyadari usia sudah pada lanjut semua. Semua kegiatan harus bersama, jangan sampai tidak hadir. Kegiatan kita itu kegiatan sosial, kalau tidak dilakukan bersama, sulit terwujud,” pesan mantan Wali Kota Surakarta itu.
Dalam sejarahnya yang dibacakan ketua panitia, WAGON adalah sekelompok orang tua yang suka olahraga terutama senam dan jalan-jalan. Nama WAGON muncul karena pada waktu senam terlihat wagu, karena banyak yang salah, lalu munculah sebutan kata wagon.
Kemudian paguyuban ini dipatenkan. Tidak. hanya berolahraga (senam) dan tindak-tindak (healing) tapi juga kegiatan sosial/bhakti sosial. WAGON pun dijadikan singkatan menjadi wani guyon ora oleh nesu.
“Meski anggotanya dari berbagai latar belakang, namun perkumpulan ini sifatnya egaliter, sama derajatnya, sama kedudukannya. Semua jabatan dan kedudukan dilepas,” kata Sulis dalam laporannya.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |