SURAKARTA, LOKAWARTA.COM – Lokananta menggelar pameran sejarah musik populer Indonesia pra 1960 untuk memperingati Hari Musik Nasional yang jatuh pada tanggal 9 Maret 2024.
Lokananta merupakan destinasi cagar budaya musik Indonesia yang terletak di kota Surakarta (Solo) yang telah menjadi saksi bisu perkembangan industri musik negara kita.
Peringatan Hari Musik di Lokananta dirayakan dengan pameran sejarah musik dengan tajuk “Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas” yang berkolaborasi dengan Yayasan Irama Nusantara.
Pameran sejarah musik Indonesia pra 1960 ini diangkat dari buku yang berjudul sama yang terbit pada tahun 2021 oleh penerbit Binatang Press. Buku itu telah sukses dipamerkan di Jakarta dalam perayaan Rangkaian Irama : Satu Dekade Irama Nusantara pada Oktober 2023.
PT Ruang Riang Lokananta selaku operator Galeri Lokananta didukung Yayasan Irama Nusantara kemudian menggelar pameran tersebut ke Solo agar pemerhati sejarah, penggemar musik, maupun turis bisa menikmati pameran sejarah musik Indonesia tersebut.
Kurator Pameran, Ignatius Aditya Adhiyatmaka menjelaskan, pameran kontemporer ini memperlihatkan perjalanan musik populer Indonesia pada salah satu dekade paling berbahaya (1959-1969) yang hingga kini masih jarang diketahui publik.
“Musik populer Indonesia pada periode tahun 1960-an dipengaruhi oleh banyak konteks politik, ekonomi, sosial, teknologi, budaya, yang kala itu dinamikanya sangat cepat dan drastis,” tutur Aditya, Sabtu (9/3/2024).
“Hasilnya dapat kita lihat melalui berbagai kemunculan berbagai bentuk musik yang sangat memengaruhi paradigma serta kesejarahan musik populer Indonesia bahkan pada kurun waktu setelahnya hingga sekarang,” lanjutnya.
Singkatnya, pameran sejarah musik di Lokananta ini menggambarkan periode transisi dari Orde Lama hingga Orde Baru tersebut.
Mulai dari era Presiden Sukarno yang terkenal memprotes anak-anak muda yang memainkan musik rock n roll hingga Koes Plus sukses merilis album rock n roll bertajuk “Dheg Dheg Plas.”
Pameran dibagi menjadi tiga zona.
Pertama, zona yang menampilkan awal perkembangan industri musik populer Indonesia pra 1960.
Kedua, zona yang menampilkan perkembangan industri musik populer di bawah kekuasaan Orde Lama, tahun 1960-1965.
Ketiga, zona akhir yang menampilkan perkembangan industri populer Indonesia di bawah kekuasaan Orde Baru, tahun 1966-1969.
Sementara, CEO Lokananta Wendi Putranto menambahkan, meski sudah membaca buku “Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas”, namun ketika diangkat ke dalam bentuk pameran yang dilengkapi presentasi audio visual, bobotnya lebih kaya dan berbeda.
“Pameran ini menuturkan sesuatu yang hilang atau bahkan tidak dipedulikan dalam edukasi sejarah di sekolah-sekolah,” ujar Wendi Putranto.
“Agar Jasmerah, pameran ini wajib ditampilkan dalam waktu yang lama karena harus lebih banyak lagi anak-anak muda atau siapapun melihat pameran ini,” imbuhnya.
“Tentu saja Galeri Lokananta adalah lokasi paling tepat, karena ia tak sekadar galeri biasa. Lokananta adalah lokus peradaban musik republik yang kini menjadi destinasi cagar budaya musik Indonesia,” papar Wendi Putranto.
Dalam kesempatan tur pameran tersebut, dihadiri legenda musik keroncong Waldjinah dan mantan sindhen grup karawitan Condhong Raos Ki Narto Sabdo.
Pameran sejarah musik bertajuk “Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas” ini dibuka untuk umum mulai tanggal 10 Maret 2024 – 28 Februari 2025 di Ruang Pamer Temporer, Galeri Lokananta.
Harga tiket masuk ke Galeri Lokananta untuk umum Rp 35 ribu, pelajar / mahasiswa Rp 25 ribu, dan warga negara senior di atas 60 tahun Rp 25 ribu.
Selain itu, Lokananta secara resmi membuka toko piringan hitam pertama di Kota Solo, Lokananta Record Store mulai tanggal 8 Maret 2024.
Lokananta Record Store merupakan toko yang menjual rilisan fisik seperti piringan hitam, CD, kaset, merchandise, literatur musik, hingga turntable.
Lokananta Record Store dikelola oleh M Bloc Entertainment bekerjasama dengan Dua Sejoli Selekta.
Nantinya, Lokananta Record Store berfungsi sebagai ruang dengar serta ruang interaksi antara musisi dengan para penggemarnya.
Selain itu, Lokananta Record Store juga diharapkan bisa membuka akses katalog rilisan Lokananta Records maupun musisi Indonesia masa kini dapat diapresiasi dan bahkan dimiliki oleh masyarakat Solo Raya.
Editor | : | Arumi Chan |
---|---|---|
Sumber | : |