Petani Cabai Di Desa Tlogolele Pilih Jual Cabai ke Magelang Ketimbang ke Pasar Boyolali, Ini Alasannya

23 Februari 2023, 04:56 WIB

BOYOLALI,LOKAWARTA.COM-Petani Cabai Di Desa Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali memilih untuk menjual cabai ke Magelang Ketimbang ke Pasar Cepogo atau Pasar Boyolali Kota.

Jarak yang lebih dekat, hanya sekitar 8 Km menjadi alasan bagi para petani untuk menjual cabai ke Stasiun Agribisnis (STA) Soka yang terletak di Dukun Kabupaten Magelang daripada ke Pasar Cepogo yang jaraknya lebih dari 19 Km.

Alasan lain, para petani sudah punya oftaker ke Magelang, sedangkan ke Boyolali atau ke Solo belum punya. Lagi pula, pembayarannya juga cash sehingga uangnya bisa langsung digunakan.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Boyolali Bambang Jiyanto, kondisi seperti itulah yang menjadi permasalahan. Dimana sentra sentra cabai tetap berproduksi namun barangnya untuk suplai Jakarta dan Sumatera.

Dikatakan, selain di Kecamatan Selo, sebaran sentra tanaman cabai juga di Kecamatan Musuk, Gladagsari, Tamansari, dan Cepogo. Total standing crop untuk untuk jenis cabai keriting 982 hektar (ha) dan cabai rawit 1.282 ha dengan umur tanaman bervariasi.

Khusus untuk Kecamatan Selo, kata Bambang, saat ini terdapat standing crop cabai rawit 55 ha yang tersebar di Desa Tlogolele, Klakah, dan Jeruk. Ada pun cabai besar kriting tersebar di semua desa kecuali Desa Samiran.

“Dengan pemeliharaan tanaman yang baik bisa memungkinkan petik sampai 17 kali dengan jeda waktu setiap lima hari sekali,” kata Bambang di sela panen perdana cabai di Desa Tlogolele Kecamatan Selo, Rabu (22/2/2023).

Dikatakan, luas panen cabai keriting khusus di Kecamatan Selo untuk Bulan Februari 78 ha setara dengan 436,8 kwintal, Maret 167 ha setara 935 kwintal, dan Aprl 55 ha setara dengan 247,5 kwintal.

“Untuk hamparan pada panen perdana di Desa Tlogolele ini adalah contoh tanaman yang usianya lebih kurang 4 bulan, dengan jumlah sekitar 70 hektar, terdiri dari cabai keriting 25,5 hektar, cabai rawit 45 hektar,” ungkapnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia / BI Solo Nugroho Joko Prastowo mengatakan, Desa Tlogolele dijadikan salah satu klaster tanaman cabai oleh Bank Indonesia dan Pemkab dalam upaya mengendalikan laju inflasi di Boyolali, Solo, dan sekitar.

“Kita tahu cabai adalah salah satu komoditas penyumbang inflasi. Makanya kita mendorong dan memfasilitasi para petani menanam cabai untuk menghasilkan cabai yang berkualitas,” kata kepala BI Solo Nugroho Joko Prastowo di sela panen raya.

“Sebentar lagi Bulan Puasa dan Lebaran, dimana kebutuhan cabai tinggi. Mudah-mudahan dari panen raya ini dan di tempat lainnya bisa memenuhi kebutuhan cabai di Boyolali, Solo, dan sekitar di saat Puasa dan Lebaran, sehingga inflasi bisa terkendali,” kata Joko.

Harapan yang sama. juga disampaikan Bupati Boyolali M Said Hidayat pada saat panen perdana cabai tersebut di Desa Tlogolele.

Dikatakan, budidaya cabai yang tersebar di berbagai wilayah kecamatan itu hasilnya dapat memenuhi kebutuhan cabai masyarakat Boyolali sehingga ikut membantu mengendalikan inflasi.

“Saya kira yang pertama untuk memenuhi warga Boyolali dulu, kemudian kalau sisa atau berlebih dilempar ke daerah lain, khususnya di Solo dan sekitar,” kata bupati.(*)

Editor : Vladimir Langgeng
Sumber :

Artikel Terkait