Program Makan Siang Gratis Bakal Timbulkan Banyak Masalah, Mulai Tumpukan Sampah, Krisis Bahan Pangan, hingga Inflasi

12 Desember 2024, 13:26 WIB

SOLO,LOKAWARTA.COM-Program makan siang gratis bagi sekitar 170 ribu siswa di Solo akan mengakibatkan banyak masalah. Mulai dari tumpukan ribuan kg sampah tiap hari, ancaman krisis bahan pangan, hingga ancaman tingginya inflasi.

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (NGO) Gita Pertiwi menghitung, jika berat makanan siang (nasi dan lauk pauk) yang diterima tiap siswa sebanyak 300 gram dan tiap anak menyisakan makanan seberat 30%, atau 1 ons, maka sampah yang dihasilkan bisa mencapai 17.000 kg per hari.

Itu belum ditambah sampah anorganik jika makan siang gratis itu dibungkus. “Kalau tidak diantisipasi akan mempercepat TPA Putri Cempo penuh,” kata Direktur Program Gita Pertiwi, Titik Eka Sasanti dalam konferensi pers, Kamis (12/12/2024).

Titik punya alasan, kenapa ada banyak yang dihasilkan dalam program program makan siang gratis atau program makan bergizi gratis itu, meski program tersebut melibatkan ahli gizi.

“Selera makan tiap anak itu berbeda. Belum tentu makanan gratis yang disediakan sesuai selera anak, meski melibatkan ahli gizi. Selain itu, porsi makan anak juga beda-beda, porsi anak SD tentu beda dengan anak SMA,” kata Titik.

Karena itu, Titik mengusulkan agar program makan siang gratis diserahkan atau melibatkan kantin sekolah, terutama sekolah yang punya kantin, dengan menu variatif yang disesuaikan tapi tetap di bawah pengawasan ahli gizi yang ditunjuk.

Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam BAPPEDA Pemkot Surakarta Sultan Nadjamuddin menambahkan, Kota Solo bakal kesulitan untuk mendapatkan bahan makan untuk mendukung program makan siang gratis.

“Program makan siang gratis ini adalah program nasional, tiap kota kabupaten ada. Kalau bahan baku di daerah sekitar sudah diambil daerah itu sendiri, lantas kota Solo mau ambil kemana,” kata Sultan.

“Dengan banyaknya bahan makan yang dibutuhkan secara bersamaan dalam program makan siang gratis ini sudah pasti harga bahan bahan pokok melambung tinggi. Kalau tidak dikendalikan inflasi akan membumbung tinggi.” (*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait