Puncta 25.08.22
WAKTU masih di Tahun Rohani Jangli, para frater diminta ikut ronda malam di kampung. Kami digilir berempat untuk ikut menjaga dan berkeliling kampung.
Di tempat-tempat tertentu kami memukul tiang listrik untuk memberi tanda warga agar berjaga. Di kota tidak ada kentongan, maka yang dipukuli adalah tiang listrik.
Kadang supaya kami terus berjaga, kami bermain kartu di gardu jaga, atau ngobrol dengan warga yang juga ikut ronda.
Sesekali kami ditraktir makan “bakmi godhog” atau ada keluarga yang mengirim “cemilan atau snack makanan ringan.”
Ronda adalah salah satu cara untuk ikut terlibat dalam kegiatan masyarakat. Para frater diajari untuk bergaul di tengah warga.
Setelah jadi imam, saya juga ikut kegiatan warga; ada pertemuan RT/RW, arisan warga, dan gotong royong.
Zaman dulu, ronda di kampung dilakukan karena ada banyak pencurian. Ada “garong, grayak, atau kecu.”
Untuk menjaga segala kemungkinan, maka warga bergotong royong mengadakan ronda tiap malam.
Seiring berjalannya waktu, ronda kini sudah jarang dilakukan. CCTV dipasang dimana-mana untuk memantau keadaan. CCTV sudah menggantikan warga untuk ronda.
Yesus mengingatkan kepada kita untuk selalu berjaga dan waspada.
“Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.”
Bukan untuk pencuri kita berjaga, tetapi untuk menyongsong kedatangan Tuhan yang tidak dapat diduga.
Seperti maut datang tanpa permisi dan persiapan, demikian juga Tuhan datang tanpa dinyana-nyana.
Maka Yesus mengingatkan kita untuk selalu berjaga. Jangan sampai terlena oleh kemabukan dan pesta pora.
Kita semua adalah hamba di hadapan Tuhan. Seorang hamba mesti menjalankan tugasnya dengan tekun, setia dan siap siaga berjaga seperti ronda.
Jika Tuan kita datang, berbahagialah hamba jika didapatinya sedang berjaga-jaga. Berjaga itu berarti melakukan tugas dan tanggungjawab kita dengan tekun dan setia.
Marilah kita tekun dan setia selalu siap menjalankan tanggungjawab kita.
Jika Tuhan datang menjemput kita, kita siap dengan penuh sukacita.
Banyak warga sedang ronda,
Jaga kampung di malam hari.
Maut datang tak diduga,
Mari kita siapkan hati.
Cawas, berjagalah…
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |