Puncta 14.04.24
KETIKA pecah Perang Baratayuda, Sanjaya dipanggil oleh Destarastra, raja Hastina, ayah dari para Kurawa. Karena Destarastra buta, dia membutuhkan orang yang bisa melaporkan segala kejadian di medan perang.
Sanjaya diberi anugerah oleh Begawan Abyasa bisa melihat peristiwa masa lalu, kini dan masa depan. Ia bisa menerawang peristiwa dari kejauhan.
Maka Sanjaya menceritakan apa yang terjadi di medan Kurusetra. Ia bertugas sebagai reporter bagi Destarastra.
Ia menceritakan bagaimana anak-anak Destarastra satu per satu gugur di medan perang. Ia juga melihat bagaimana Kresna “tiwikrama” saat perang akan dimulai. Sanjaya menjadi saksi kematian anak-anak Hastina, dan kisah pilu itu diceritakan kepada Destarastra.
Sanjaya juga berkata apabila Kresna dan Arjuna bersatu, maka di sanalah terdapat kejayaan, kemashyuran, kekuatan luar biasa, dan moralitas. Sanjaya sering mengingatkan agar Destarastra menasehati anak-anaknya.
Tetapi karena keserakahan, kesombongan, benci dan iri hatilah, yang membuat Kurawa bertindak jahat dan buruk kepada Pandawa. Kehancuranlah akhirnya yang dialami oleh para Kurawa.
Sanjaya menjadi saksi dan mengabarkan semuanya kepada Destarastra, ayah mereka.
Pada awalnya, para murid Yesus juga sedih, kecewa, putus asa ketika Yesus mati di salib. Mereka takut, bimbang dan ragu saat melihat Yesus hidup dan menampakkan diri kepada mereka.
Mereka mengira melihat hantu. Tetapi pelan-pelan Yesus menunjukkan bahwa Dia bukan hantu, tetapi manusia yang ada daging dan tulangnya. Bahkan Yesus makan di depan murid-murid-Nya.
Perlahan-lahan mereka percaya. Yesus lalu membuka pikiran mereka agar memahami isi Kitab Suci yang menyatakan bahwa Mesias harus menderita sengsara, wafat dan bangkit pada hari yang ketiga.
Sesudah itu Yesus mengutus mereka untuk menjadi saksi semua peristiwa ini kepada semua orang. “Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”
Iman akan Yesus yang bangkit itu sekarang kita yakini. Kita pun diajak menjadi saksi kebangkitan. Menjadi saksi berarti mewartakan bahwa Yesus hidup dan tinggal di dalam diri kita.
Hidup kita diubah oleh Kristus dengan semangat Paskah. Mari kita wartakan sukacita ini kepada semua orang.
Tempat wisata penuh sesak manusia,
Jalanan macet ada dimana-mana.
Menjadi saksi tugas panggilan kita,
Kristus bangkit membawa sukacita.
Cawas, berani menjadi saksi ahli
Alexander Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |