Santa Anna…

27 Juli 2024, 08:28 WIB

Puncta 26.07.24
DALAM peziarahan di kota kuno Yerusalem, kita diajak masuk ke sebuah basilika kecil yaitu Basilika Santa Anna. Menurut tradisi di sana terdapat gua tempat Maria dibesarkan oleh orangtuanya yaitu Santo Yoakim dan Santa Anna.

Bangunan Romawi dengan pilar-pilar tinggi itu menampilkan akustik suara yang luar biasa. Banyak penyanyi melantunkan lagu-lagu pujian di dalam gereja ini dan terdengar suaranya mengalun merdu indah sekali.

Kita bisa melihat kemegahan gereja sekaligus mendengarkan lagu-lagu pujian yang merdu sehingga kita merasa kerasan tinggal di dalamnya.

Di sebelah kanan altar ada tangga ke bawah menuju gua. Di sanalah menurut cerita turun temurun, Maria dilahirkan dan dididik oleh orangtua.

Kita tidak punya banyak cerita dalam Kitab Suci tentang orangtua Maria. Hanya tulisan bapa-bapa gereja abad II yang sedikit menceritakan keluarga St. Yoakim dan St.Anna sebagai keluarga yang saleh dan tekun berdoa ke Bait Suci.

Kesalehan, kesucian, dan ketekunan inilah yang tergambar dalam pribadi Maria, anak mereka. Pepatah bilang, “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.”

Kalau orang Jawa berkata, “Kacang mangsa ninggala lanjaran”. (Pohon kacang panjang tidak akan lepas dari kayu penopangnya).

Sebagaimana sabda Yesus hari ini tentang melihat dan mendengar, kita juga bisa melihat, mendengar, membaca dan merasakan bagaimana pribadi Yoakim dan Anna dari pengenalan kita pada Maria sendiri.

“Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya,” sabda Yesus.

Kita sungguh berbahagia karena bisa melihat dan mendengar kebaikan Allah melalui Maria dan keluarganya. Kita bisa makin mengenal Yesus, Gereja dan Kitab Suci-Nya karena melihat dan mendengar.

Banyak orang ingin mengenal dan mengalami kasih Allah yang demikian indah dan luar biasa.
Tetapi mereka tidak mampu menangkapnya.

Melalui iman Katolik, kita diberi anugerah untuk mengalami kasih Allah yang luar biasa. Inilah kebahagiaan yang tidak ada taranya.
Maka berbahagialah karena Allah sendirilah yang menganugerahkannya.

Masak rendang daun pepaya,
Dicampur gulai kambing muda.
Orangtua adalah bentara cinta,
Dari mereka kita melihat kasih-Nya.

Cawas, rindu pada bapak ibuku
Alexander Joko Purwanto Pr

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait