Puncta 21.3.24
DALAM pewayangan, Semar adalah pangejawantahan dewa yang turun ke dunia menjadi manusia. Semar menjadi hamba atau abdi para ksatria untuk menyuarakan kebenaran.
Tugasnya mendampingi, mengarahkan dan memberi nasehat kepada para ksatria agar menempuh jalan kebenaran dan keadilan.
Semar sudah ada sebelum para Pandawa. Sejak awal nenek moyang Pandawa sudah dibimbing dan didampingi oleh Semar.
Dalam khazanah spiritual Jawa, Semar adalah samar-samar perlambang guru sejati. Semar dapat menjadi personifikasi hakikat guru sejati yang sejalan dengan konsep “manunggaling kawula gusti.”
Petuah dan nasehat Semar terus mengawal para ksatria yang berjuang demi kebenaran dan keadilan. Bahkan ada yang menyakini Semar adalah leluhur Tanah Jawa.
Siapa yang dibimbing oleh Semar akan mengalami kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan hidup seperti para kstaria dalam Kisah Ramayana dan Baratayuda.
Yesus berbicara tentang Firman yang sudah ada sebelum manusia diciptakan. Namun orang-orang Yahudi tidak menangkap maksud-Nya.
Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku ada. Barang siapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.”
Orang-orang tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus. Mereka hanya melihat Yesus sebagai manusia, bukan Firman Allah yang sudah ada sebelum dunia diciptakan.
Mereka hanya melihat Yesus secara lahiriah saja. Kemanusiaan, badan wadagnya saja yang kelihatan. Mereka tidak melihat Yesus sebagai Firman atau Allah yang bersabda.
Yesus menjelaskan, “Aku mengenal Dia dan Aku menuruti Firman-Nya.” Orang-orang itu hanya melihat hal-hal lahiriah saja; wadah, badan, umur, mati.
Mereka tidak melihat yang lebih dalam, kerohanian, isi atau Firman-Nya. Pikiran mereka tidak menangkap maksud Firman itu. Maka mereka menuduh Yesus kerasukan setan dan mau melempari-Nya dengan batu.
Kalau orang Jawa melihat sosok Semar, ia tidak melihat badan atau bentuk wajahnya yang jelek, tua, gemuk dan bulat, tetapi sabda atau firman dari Semar itulah yang akan menuntun orang pada kebenaran. Mereka yang dipandu oleh kebenaran akan menuju pada kemenangan batin yang kekal.
Marilah kita masuk pada kedalaman hidup rohani sehingga mampu melihat Firman yang menjadi manusia dalam diri Yesus. Dialah jalan menuju pada kebenaran. Mereka yang menemukan jalan kebenaran, maka dia akan mendapatkan hidup yang sejati.
Semar menuntun Ksatria Pandawa,
Jarinya selalu menunjuk tangannya mengepal.
Allah telah menjelma menjadi manusia,
Agar kita memperoleh keselamatan yang kekal.
Cawas, mendalami Firman Allah
Alexander Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |