SOLO,LOKAWARTA.COM-Ketua Kadin Surakarta Ferry Sephta Indrianto mengatakan, Solo layak sebagai ibu kota kuliner. Sebagai ibu kota kuliner, menurut dia, Solo punya beragam makna.
Tidak hanya sebagai jujugan yang ingin makan enak, tetapi juga dikelola sedemikian rupa menjadi industri kuliner sehingga memberi manfaat bagi orang banyak, menjadi tempat bergantung para pekerja.
“Sebagai pusat aglomerasi kuliner di Soloraya, tentu saja Kota Solo butuh dukungan wilayah sekitar, terutama bahan baku,” kata Ferry Indrianto, usai membuka Solo Indonesia Culinary Festival / SICF 2024, Kamis (9/4/2024) malam.
Pembukaan SICF 2024 di parkir timur Stadion Manahan Solo dalam rangka memeriahkan SGS 2024 berlangsung meriah. Pembukaan ditandai demo memasak bumbu soto oleh para tamu undangan serta atraksi api. Ada pula lomba makan soto dadakan.
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua PHRI Surakarta, Ketua BPPD Surakarta, perwakilan Bank Indonesia, dan para pengurus Kadin Surakarta sekaligus panitia SGS 2024. Hujan tidak menyurutkan warga berkunjung dan jajan di festival.
Sementara itu Daryono, direktur utama Sinergi Event selaku penitia penyelenggara SICF mengatakan SICF 2024 yang digelar empat hari, 9 hingga 12 Mei itu sebagai salah satu upaya untuk memperkuat Kota Solo sebagai destinasi wisata kuliner.
Kegiatan SICF yang sudah rutin digelar itu sudah memasuki tahun ke-9. Tiap tahun beda-beda, temanya. Festival kuliner di Parkir Timur Stadion Manahan Solo kali ini mengangkat tema Soto.
“Mengapa dipilih soto menjadi tema dalam SICF tahun ini karena masakan itu menjadi salah satu menu favorit di berbagai usia,” kata Daryono dalam sambutannya.
Meski sama-sama namanya masakan Soto, lanjut Daryono, namun bisa berbeda karena berasal dari berbagai daerah yang berbeda pula. Misal soto Lamongan beda dengan soto Banjar. Ada soto Boyolali yang beda dengan soto Kudus.
“Soto Semarang memiliki ke khasan. Juga soto kwali dan soto grabah bila ditilik dari tempat masaknya,” kata Daryono yang juga wakil ketua Kadin Surakarta.
Menurut Daryono, soto sebagai makanan sudah merakyat, digemari banyak kalangan. Soto bisa disejajarkan dengan masakan sup di luar negeri, para tamu di jamuan internasional sudah biasa dijamin sup.
“Kalau Indonesia soto pun layak untuk jamuan menerima tamu baik dari dalam negeri maupun manca negara,” papar Daryono.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |