LOKAWARTA.COM,KARANGANYAR-Bupati Juliyatmono dan Wakil Bupati Rober Christanto melakukan silaturahmi dengan para pengusaha industri pariwisata di Karanganyar, Minggu (17/4/2022) malam, di Tawangmangu.
Silaturahmi itu dalam rangka menyambut kesiapan libur lebaran dan cuti bersama di bumi intanpari. Selain kepala daerah dan OPD terkait, hadir pula para pelaku usaha industri pari wisata.
Seperti perhotelan, desa wisata, pengelola resto dan destinasi wisata, biro perjalanan, homestay, pokdarwis, pusat oleh-oleh/kerajinan, dan lain sebagainya.
Dalam acara buka bersama itu, Bupati Juliyatmono menyampaikan bahwa tahun ini masyarakat boleh mudik dan berwisata. Bahkan, lantaran dua tahun “ngempet” tidak bisa mudik akibat pandemi covid-19, maka jumlah pemudik diperkirakan bakal mbludak.
Demikian juga dengan jumlah wisatawan yang akan berlibur, juga akan meningkat. Menurut bupati, diperkirakan akan ada sekitar 7 juta orang masuk ke Solo Raya, termasuk Karanganyar, dalam libur lebaran dan cuti bersama selama 10 hari tahun ini.
“Tingkatkan pelayanan dan kualitas, ojo ngepruk. Semoga tahun ini ekonomi meningkat dan masyarakat makmur sejahtera,” kata Juliyatmono.
Para pelaku usaha industri jasa pariwisata Karanganyar menyambut baik kebijakan pemerintah terkait libur lebaran dan cuti bersama tahun ini. Mereka berharap, kebijakan itu membantu meningkatkan bisnis para pelaku pariwisata yang dalam dua tahun ini “puasa” serta meningkatkan perekonomian daerah.
Mereka juga siap melaksanakan pesan bupati untuk tidak ngepruk atau menaikkan harga dengan tidak wajar. “Kita siap menyambut libur lebaran dan cuti bersama tahun ini dengan meningkatkan kualitas dan pelayanan,” kata Edy Susanto, pengusaha kuliner dan oleh-oleh Gethuk Take Tawangmangu.
Hal senada dikatakan ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karanganyar Hardoyo. Dia mengatakan, selama ini tingkat hunian hotel di Karanganyar masih low session lantaran pandemi covid-19.
Karena itu, pihaknya berharap dengan adanya libur lebaran dan cuti bersama ini mampu meningkatkan kunjungan wisata dan pada gilirannya tingkat hunian hotel juga meningkat.
“Semoga akan membaik, karena menginap di hotel adalah pilihan terakhir, kecuali ingin menikmati hawa yang sejuk dan mencari inspirasi,” kata Hardoyo.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |