Sritex Tutup Mulai 1 Maret 2025, Karyawan : Kami Lulus…

1 Maret 2025, 06:23 WIB

SUKOHARJO,LOKAWARTA.COM-Tidak ada demo apalagi aksi anarkis, merki para karyawan belum mendapat kepastian pembayaran jaminan hari tua (JHT) atau pesangon maupun pembayaran tunjangan hari raya (THR) yang biasanya mereka terima setiap tahun menjelang lebaran.

Jumat (28/2/2025), lebih dari 8.000 karyawan Sritex berkumpul di pabrik, setelah pihak mengumumkan bahwa perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara itu mengumumkan berhenti beroperasi, tutup, dan tidak ada lagi aktfitas, mulai Sabtu (1/3/2025). Ya, Sritex tutup.

Seolah bertemu yang terakhir kali, para karyawan itu saling bersalaman mengucapkan kata perpisahan, berpelukan, dan berfoto bersama, bahkan banyak yang meneteskan air mata. Selain itu ada yang corat coret pada baju warna biru, seragam kebesaran mereka.

“Aku lulus, ya aku wis lulus,” teriak para karyawan bersautan sambil meninggalkan pabrik yang berlokasi Sukoharjo Kota itu.

Wagiyem, salah satu karyawan Sriteks bagian operator yang telah bekerja selama 28 tahun mengatakan, pihak Sritex telah berjanji akan memenuhi hak karyawan, termasuk Jaminan Hari Tua (JHT) yang dijadwalkan cair pada Maret 2025.

“Alhamdulillah hak-hak dikasihkan tetapi masih menunggu. Diusahakan JHT cair bulan Maret 2025 ini. Kalau pesangonnya masih nanti. Hak-hak karyawan semua dibagikan,” kata Wagiyem.

IMG 20250301 061224

Hal senada disampaikan Karwi Mardiyanto (45), karyawan lainnya. Meski sedih, Karwi menyatakan dirinya dan rekan-rekan tetap berusaha menerima kenyataan. “Sedih pasti, tetapi tetap harus kami terima,” ujarnya.

Terkait pesangon, Karwi mengatakan bahwa pihak Sritex menyampaikan pembayaran baru bisa dilakukan setelah aset perusahaan terjual.

Sementara itu dari Semarang dikabarkan, rapat kreditur PT Sritex di Pengadilan Negeri (PN) Semarang di hari yang sama memutuskan PT Sri Rezeki Isman (Sritex) dinyatakan insolvensi atau bangkrut. Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto mengaku berduka dengan keputusan itu.

Sebagai debitur, Wawan Lukminto hadir bersama tim manajemen dalam rapat kreditur yang digelar di PN Semarang. Meski ta sesuai harapan, Ia tetap menghormati putusan pengadilan yang menyatakan tak ada going concern atau kelangsungan usaha, setelah dinyatakan pailit.

“Karena sudah langkah ke pemberesan, tentunya kita akan bekerja kooperatif dengan kurator untuk bisa melancarkan proses ini,” kata Wawan di PN Semarang, Jumat (28/2/2025).

Wawan mengaku sangat sulit menerima putusan hakim pengawas. Meski dalam keadaan berduka, ia mengaku harus memberi semangat kepada para karyawan.

“Tentunya sangat sulit bagi saya. Tapi pesannya terima kasih sekali atas loyalitas, dedikasi, kerja kerasnya, bersama-sama membangun Sritex sejauh ini,” paparnya

“Saya menghitung harinya itu adalah 21.382 hari. Itu adalah dari lahirnya Sritex tanggal 16 Agustus 1966 sampai hari ini, 28 Februari 2025. Kami berduka, namun kami harus terus memberikan semangat kepada semuanya,” kata Wawan.

IMG 20250301 061437

Akibat putusan insolvensi ini, PT Sritex tak akan lagi beroperasional mulai 1 Maret 2025. Sebelum itu, ia membenarkan bahwa telah terjadi pemutusan hubungan karyawan (PHK) sejak 26 Februari lalu.

“Kita sudah tidak aktif lagi dari Sritex-nya. Namun kita akan ada afiliasi yang kami harus urus juga. Jadi, kami dalam lingkup Sritex Group ini. Jadi, kami akan berfokus ke sana,” tuturnya.

“Proses PK (peninjauan kembali) kami sudah pertimbangkan. Namun kita masih harus mikir dua kali sekarang. Karena kalau harus mencari novum baru yang memungkinkan atau tidak, itu belum kita kaji lagi,” tandasnya.

Wawan pun berterima kasih kepada karyawan yang telah bekerja dengannya selama ini dan kepada pemerintah yang sebelumnya telah ikut mendesak adanya going concern. Ia mengaku akan terus mengawal seluruh karyawan PT Sritex agar bisa memperoleh segala hak-haknya.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait