Puncta 14.07.22
UNTUK dapat mengabdi di Kerajaan Maespati, Sumantri mendapat beban tugas yang berat sebagai syarat diterima.
Ada tiga tugas yang harus diemban. Pertama, ikut sayembara agar bisa memboyong Dewi Setyawati untuk dijadikan permaisuri Prabu Harjunasasrabahu.
Kedua, harus bisa mengalahkan “sewu ratu telukan” (seribu raja bawahan).
Dua syarat ini bisa dipenuhi, karena Sumantri seorang yang gagah perkasa sakti mandraguna “ora tedhas tapak paluning gurinda.”
Namun syarat ketiga sangat sulit. Beban dan tanggungjawabnya sangat berat. Sesuatu yang sangat mustahil, yakni memindahkan Taman Maerakaca dari Kahyangan ke Maespati. Taman itu milik para bidadari Kahyangan.
Sumantri sedih dan putus asa. Niatnya mengabdi di Maespati terancam gagal.
Beban tanggungjawabnya terlalu berat. Dia tidak mampu memenuhi keinginan rajanya. Sumantri sudah mau menyerah.
Tiba-tiba adiknya, Sukrasana yang cacat berwajah raksasa datang. Ia mencari Sumantri yang meninggalkannya.
Sukrasana menawarkan bantuan. Ia ingin meringankan beban kakaknya. Syaratnya Sumantri tidak boleh meninggalkan adiknya yang buruk rupa.
Kemana pun Sumantri pergi, Sukrasana selalu mengikutinya.
Dengan bantuan Sukrasana, Sumantri berhasil memindahkan Taman Maerakaca dan dia diterima mengabdi rajanya.
Yesus menawari bantuan untuk kita semua yang punya beban berat dalam kehidupan.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Setiap orang mempunyai beban hidup. Semua dari kita pernah merasakan letih lesu karena beban tanggungjawab.
Ajakan Yesus untuk datang kepada-Nya terasa sangat melegakan.
Yesus membuka tangan-Nya untuk membantu kita. Seberapa pun beratnya beban yang kita tanggung, Yesus siap menolong.
Maukah kita datang kepada-Nya? Seringkali kita melupakan-Nya.
Kita enggan datang kepada Yesus. Kita merasa paling mampu meyelesaikan semua perkara.
Akibatnya ketika beban tak mampu ditanggung lagi, orang mengalami stres berat dan gangguan kejiwaan.
Di Jepang ada fenomena gunung es. Kaum muda yang stres karena tuntutan beban kerja berteriak-teriak di jalan, memukuli kepalanya, membentur-benturkannya ke tembok.
Bahkan ada yang menelanjangi dirinya di tempat umum.
Datang kepada Yesus adalah jawabannya, ketika beban berat sedang dipikul.
“Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan, sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
Marilah kita segera datang kepada-Nya. Jangan terlambat, dan ditunda sebelum beban makin menggunung.
Yesus selalu membuka tangan-Nya untuk kita.
Di Muntilan melihat lereng Merapi,
Sungguh indah lava yang menari-nari.
Yesus yang lembut dan rendah hati,
Tolonglah meringankan beban kami.
Muntilan, datang padaku Yesus Tuhanku…
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |