Tante Titiek Di Mata Bocil…

16 April 2025, 17:49 WIB

LOKAWARTA.COM-Puluhan tahun lalu saat kita masih duduk di bangku SD St Yusup di Jalan Pemuda (Bojong) dan bermukim di rumah dinas RS dokter Kariadi atau RSDK Semarang, kita (teman teman seusia) kebetulan bertetangga dengan tante Titiek, begitu biasa kita panggil, mendiami salah satu rumah dinas PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api ) di Jalan Veteran.

Selain bertetangga tante Titiek juga menimba ilmu di Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak (SGTK) milik Yayasan Marsudirini yang juga memayungi SD St Yusup tersebut. Hampir setiap pagi kita ketemu dan sosok tante Titiek nampak menonjol.di antara sesama calon guru. Wajahnya cantik, badannya langsing berisi (mollig dalam bahasa Belanda) di sempurnakan dengan rambut panjangnya yang indah. Entah kenapa tante Titiek sering berbaju merah panjang agak ketat membuat penampilannya nampak segar dan modis pada masanya.

Sebagai anak kecil tentunya kita ingin seperti tante Titiek yang anggun dan pandai menyanyi. Sebagai seorang calon guru diwajibkan untuk belajar mengajar murid murid taman kanak kanak. Salah satu muridnya yang saya kenal adalah Warda Heyder, adik sahabat Noes Heyder, keduanya putri putri alm Prof Heyder dokter bedah terkenal di Semarang.

Jika ada jam kosong, kakak kakak SD sering ikut mendengarkan adik adik TK menyanyi dibawah bimbingan tante Titiek. Dengan suaranya yang berat namun jernih dan merdu, beliau memandu bocah bocah kecil menyanyi bersama sama penuh semangat.

Cara mengajarnyapun sangat menyenangkan dengan gaya yang kocak. Bila menyanyikan lagu lagu perjuangan selalu bergelora, tetapi jika menyanyikan lagu gerejani yang mellow terdengar syahdu menyentuh kalbu. Para pendengarnya tentu mengagumi tanpa merasa bosan. Sampai hari ini pun saya masih mengidolakan tante Titiek yang legendaris di khazanah dunia musik Indonesia

Sayang sekali pernikahan tante Titiek dan oom Kasno, tidak berlangsung lama, karena oom Kasno menderita sakit cukup lama, sempat dirawat di RSDK. Setiap hari kita melihat, dengan setianya tante Titiek menjenguk suami. Akhirnya ajallah yang memisahkan pasangan ideal ini, saya tidak ingat kapan peristiwa menyedihkan itu terjadi.

IMG 20250416 172349

Sepeninggal suaminya, karier mbak Titiek sebagai penyanyi menanjak setelah memenangi Lomba Bintang Radio Semarang di tahun 1954. Demi menjemput karier yang lebih mencorong, beliau hijrah ke Jakarta. Di sanalah sebagai penyanyi sekaligus pencipta lagu makin kinclong tiada duanya.

Titiek Puspa berhasil malang melintang di blantika musik Indonesia, baik sebagai entertainer maupun sebagai komposer handal. Masyarakat luas mengenalnya dengan baik mulai dari rakyat biasa sampai pejabat publik di tingkat daerah maupun Nasional. Bahkan Bung Karno, presiden pertama Republik Indonesia terpukau sehingga menobatkannya menjadi penyanyi istana, yang setiap saat siap menghibur para tamu kenegaraan dari berbagai negara.

Secara pribadi saya menghargai kepekaan sosial beliau yang sangat tinggi terhadap berbagai isu yang berkembang di masyarakat, misalnya nasib perempuan yang termarginalkan akibat kemiskinan. Ekspresinya dituangkan dalam lagu berjudul “Kupu-Kupu Malam”, kemudian diciptakannya lagu heroik “Pantang Mundur” yang khusus ditujukan pada para pejuang di medan laga.

Untuk mengingat sahabatnya, alm Bing Slamet, diciptakanlah lagu “Bing” yang sangat menyentuh. Tangan dingin tante Titiek melahirkan operette anak anak yang genuine dan bernafaskan edukasi berjudul “Bawang Merah, Bawang Putih”, sebagai bentuk kecintaan pada budaya lokal yang lestari sepanjang masa.

Sebelum meninggal , beliau masih prihatin atas maraknya kasus korupsi di negeri ini yang disebutnya sebagai tindakan yang mengingkari Tuhan YME. Beliau juga mendambakan agar Indonesia memiliki gedung kesenian yang megah semegah Sydney Opera House namun dengan sentuhan artistik khas Indonesia.

Saya merasa beliau pantas menjadi pahlawan kebudayaan, yang merepresentasikan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam bak rangkaian mutu manikam yang gemerlap di persada Nusantara.

Sugeng tindhak tante Titiek Puspa, menghadap Sang Khalik dalam keabadian surgawi.

Semarang , 15 April, 2025
Ny. Oeoel Djoko Santoso

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait