Tapa Ngrame

4 Februari 2024, 10:28 WIB

Puncta 04.02.24

MANUSIA zaman ini dipenuhi dengan segala kesibukan. Aktivitas hidup dari pagi sampai menjelang pagi tidak pernah berhenti. Dunia terus berputar dan manusia tak pernah berhenti dengan aneka kesibukannya.

Aneka urusan duniawi dan kesibukan yang tak pernah berhenti mengakibatkan tersisihnya kehidupan spiritual. Kehidupan rohani atau spiritual dikesampingkan kalau tidak mau dikatakan hilang.

Akibatnya dua kutub ini saling terpisah dan berjauhan. Hidup rohani menjauh dari hidup duniawi. Jika tidak harmonis maka bisa terjadi seperti timbangan. Yang satu ada di atas, lainnya terpuruk di bawah.

Terlalu sibuk dengan segala aktivitas, lalu lupa berdoa dan bersyukur. Sebaliknya terlalu asyik dengan kehidupan rohani sampai mengabaikan tugas dan tanggungjawab.

Ignatius dari Loyola berusaha mendamaikan dua kutub ini dengan semangat menemukan Tuhan dalam segala hal (finding God in all things). Ia merumuskan sebuah spirit “Contemplatio in Actione.” Menghayati hidup rohani dalam aktivitas sehari-hari.

Spiritualitas Jawa menyebutnya sebagai “Tapa Ngrame,” atau olah rohani dalam keramaian dunia. Doa dan karya disatukan dalam kehidupan kongkret sehari-hari. Doaku ya karyaku, karyaku ya doaku. Doa memberi semangat kerja. Kerja memberi inspirasi dalam doa.

Perikope Injil hari ini menjelaskan bagaimana Yesus sibuk bekerja, tetapi tidak melupakan doa, relasi dengan Allah Bapa di surga. Yesus sepanjang hari berkarya untuk berbuat baik.

Ia menyembuhkan ibu mertua Simon. Sepanjang malam banyak orang sakit dan kerasukan setan dibawa kepada-Nya. Yesus terus bekerja.

Pagi-pagi benar, Ia bangun dan pergi ke luar, mencari tempat sunyi untuk berdoa. Ia berdoa kepada Bapa. Membangun relasi yang dalam dan akrab dengan Allah Bapa, Yang Mengutus-Nya.

Di dalam Injil berkali-kali disebutkan Yesus berdoa kepada Bapa-Nya.

Doa menjadi tali pengikat antara Bapa dengan tugas perutusan-Nya. Doa mengantar Yesus untuk tetap setia kepada kehendak Bapa. Relasi yang dekat dengan Bapa menyokong tugas perutusan-Nya.

Di kutub manakah kita sedang berada? Lebih banyak sibuk bekerja lalu malas berdoa, ataukah terlalu sibuk berdoa sampai lupa bekerja?

Baik dan perlu kiranya kita belajar semangat Santo Ignatius Loyola. Bisa menyelaraskan doa dan karya dalam spirit contemplation in actione.

Banyak orang pergi ke Yogya,
Mohon doa restu kepada Raja.
Jalani bersama doa dan karya,
Seturut teladan Ignatius Loyola.

Cawas, satu dalam doa dan karya
Alexander Joko Purwanto Pr

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:sesawi.net

Artikel Terkait