KARANGANYAR-LOKAWARTA.COM-Angga Restu Kurniawan, warga Dusun Kenteng Desa Puntukrejo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar meraih juara pertama kompetisi kreatif inovatif (Krenova) Kabupaten Karanganyar 2023.
Proposal konsep bisnis berbasis sampah/limbah berjudul “Peningkatan Pendapatan Desa Melalui Pengolahan Sampah” mendapat poin tertinggi dalam kompetisi itu untuk kategori masyarakat umum. Sehingga ditetapkan sebagai juara Krenova Karanganyar 2023
Disusul Muhammad Arif Hidayat dari Klerong, Jatisobo sebagai juara kedua dan juara ketiga diraih Hibratul Nagendra Prabowo dari Desa Nangsri Kecamatan Kebakkramat Karanganyar.
“Dalam kompetisi Krenova 2023 ini, kami menawarkan produk jasa pemungutan sampah di seluruh wilayah Soloraya,” kata Angga Restu Kurniawan, Sabtu (20/5/2023).
Untuk aplikasi konsep bisnis berbasis sampah/limbah itu, kata Angga, perlu bekerja sama dengan masyarakat maupun bumdes untuk menciptakan satu pengelolaan sampah di tiap kelurahan/desa.
Ada pun biaya jasa pemungutan sampah disesuaikan dengan jumlah sampah yang diangkut. Pihaknya juga mengusulan sertifikasi pada dinas terkait usaha kuliner dan perhotelan yang menggunakan jasanya.
Team khusus juga disiapkan untuk beriklan dengan tujuan publikasi usaha, baik itu wisata, kuliner, maupun perhotelan.
“Tujuannya supaya lebih banyak pengunjung dan membantu memenangkan persaingan pasar,” kata lulusan Prodi Teknik Informatika Unissulla Semarang itu.
Menurut dia, usaha wisata, kuliner, dan perhotelan berhak mendapatkan sertifikasi dari dinas terkait. Sehingga pantas menjadi rekomendasi wisata yang layak dikunjungi dan sebagai usaha yang mampu mengelola sampah dengan baik.
“Jika usulan sertifikasi ini disetujui tentunya memiliki nilai lebih tinggi dalam iklan/promo yang dukakukan pemilik usaha,” kata dia yang bangga mendapat predikat juara Krenova Karanganyar 2023.
Lantas, bagaimana penjualan hasil pilah pengelolaan sampah? Angga menjelaskan, hasil pilah sampah non organik biasanya dijual secara mandiri oleh pemungut sampah/ pengelola. Seperti botol, plastik yang masih memiliki nilai jual.
Untuk penjualan hasil pilah sampah organiknya bisa berupa produk pupuk dan atau Magot BSF. Untuk pupuk telah dimanfaatkan di perkebunan strawberry. Dan untuk Magot, dirinya bersedia menampung untuk diolah menjadi komoditas bahan baku pakan ternak,
Magot akan menjadi bahan baku penting dalam pembuatan voer unggas ataupun pellet untuk Ikan. Menurut Angga, konsep itu telah berjalan di Desa Puntukrejo, Jatirejo, dan akan disusul di wilayah lain.
“Saya telah berkordinasi dengan peternak Magot Soloraya untuk menerapkan konsep bisnis ini di wilayah masing-masing,” kata koordinator peternak Magot Soloraya itu.
“Dengan begitu lingkungan lebih bersih, mengurangi beban tampung TPA serta mampu menambah pendapatan masyarakat, pemungut sampah, atau bumdes yang terlibat,” pungkasnya.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |