Tingkatkan Kesejahteraan Petani Magelang, GoTo Impact Foundation Kembangkan Pertanian Regeneratif

17 April 2025, 13:00 WIB

MAGELANG, LOKAWARTA.COM – GoTo Impact Foundation atau GIF mendampingi Magelang Setories mengembangkan pertanian regeneratif untuk meningkatkan kesejahteraan petani Magelang.

GoTo Impact Foundation (GIF), organisasi nirlaba yang didirikan Grup GoTo, meluncurkan inovasi pertanian regeneratif bertajuk “Magelang Setories”, hasil kreasi bersama changemakers, para pemangku kepentingan, dan masyarakat Magelang melalui inisiatif Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0.

“Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengoptimalkan aktivitas pertanian di Desa Mangunsari, Kabupaten Magelang,” ujar Ketua GoTo Impact Foundation Monica Oudang melalui siaran pers, Rabu (16/4/2025).

Menurutnya, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memiliki potensi pertanian yang besar sebab 57% penduduk menggantungkan hidup pada sektor ini, termasuk masyarakat Desa Mangunsari.

Namun, potensi ini juga diiringi berbagai tantangan seperti ketergantungan pada pupuk kimia, metode pertanian konvensional, hingga terbatasnya akses informasi yang turut memperbesar risiko keberlanjutan pertanian dan tingkat kesejahteraan petani.

“Setelah empat tahun berkreasi bersama masyarakat di enam titik dan mendukung 136 changemakers, yang terdiri dari startup, organisasi nirlaba, hingga akademisi, kami belajar bahwa perubahan nyata bisa terjadi ketika masyarakat memiliki keberanian dan kapasitas untuk menjadi agen perubahan di wilayah mereka sendiri,” urai Monica Oudang.

“Pembelajaran itu pula yang tercermin di CCE 3.0. dengan Magelang Setories sebagai wujud nyata pendekatan ini. Bukan sebagai bantuan sesaat, melainkan investasi jangka panjang yang dirancang untuk terus berjalan bahkan berkembang bersama masyarakat,” lanjutnya.

Pihaknya berharap Magelang Setories dapat mengoptimalkan pertanian, menjaga kelestarian lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan petani untuk masa sekarang dan generasi mendatang.

Foto 1 Peluncuran Magelang Setories 1

“Inisiatif ini bukan hanya milik GIF atau konsorsium, tapi milik kita bersama. Untuk itu, kami mengajak seluruh pihak untuk turut mengambil peran. Sudah saatnya kita Berani untuk Berdaya, terbebas dari cara penyelesaian lama sehingga mampu untuk berkreasi dan berinovasi bersama,” tandas Monica Oudang.

Bupati Kab. Magelang, Grengseng Pamuji, turut menyampaikan dukungannya diwakili Kepala Bidang Perekonomian dan Pengembangan Wilayah pada Bappeda Litbangda Kab. Magelang, Arif Yulianto.

Magelang memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan Jawa Tengah. Potensi ini tidak hanya penting untuk pencapaian target pemerintah, tetapi juga agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” ujar Arif Yulianto.

“Penting untuk masyarakat memiliki kemampuan mengelola dan memaksimalkan potensi tersebut. Oleh karena itu, kami tentu menyambut baik hadirnya Magelang Setories,” imbuhnya.

Perwakilan Konsorsium Magelang Setories, Theodorus Dedy Tri Kuncoro, menjelaskan tiga solusi utama dalam membangun sistem untuk meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani, dan memastikan ketahanan pangan lokal di Desa Mangunsari, Kab. Magelang, yakni: 

  • Pembangunan Demonstration Plot (Demplot) Agro Learning Center sebagai pusat edukasi dan praktik percontohan komunitas yang fokus pada pertanian regeneratif dan pengelolaan limbah, mencakupi teknik penanaman, panen, pemasaran, hingga pengelolaan limbah pasca panen.
  • Praktik dan Pendampingan Pertanian Regeneratif. Pendampingan intensif untuk memastikan petani menerapkan teknik pertanian regeneratif dengan tepat seperti rotasi tanaman, baik komoditas pangan pokok seperti padi atau hortikultura (cabe, timun, pepaya dan sayuran lainnya), agroforestri, dan penggunaan kompos organik.
  • Pengelolaan  dan Pendampingan Limbah Organik dengan mengubah limbah organik menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dan budidaya maggot sebagai alternatif pakan ternak dan pupuk untuk keperluan pertanian, budidaya ikan nila, atau budidaya ayam petelur.
Foto 5 Peluncuran Magelang Setories 1

Meski implementasi inovasi ini akan dijalankan oleh masyarakat, Kepala Desa Mangunsari, Puas Siswa Widada, turut mengingatkan pentingnya sinergi lintas sektor agar inovasi ini berdampak nyata dan berkelanjutan, masyarakat tidak bisa berjalan sendiri.

“Untuk itu, saya mengundang seluruh pihak untuk bertukar ide, wawasan, serta keahlian sebagai bahan pengembangan inovasi. Saya juga berharap, program ini dapat menginspirasi desa-desa lain demi terwujudnya masyarakat Magelang yang lebih sejahtera secara merata,” tuturnya.

Guna memastikan keberlanjutan pengembangan pertanian regeneratif tersebut, Magelang Setories akan berinovasi bersama masyarakat di setiap tahap implementasi solusi, terutama kelompok petani.

Dari edukasi yang dilakukan di Demplot, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sekitar 37% per hektar.

Seiring meningkatnya produktivitas lahan, diharapkan dapat turut menurunkan biaya produksi sebesar 34,2% dan meningkatkan pendapatan petani rata-rata 30%, termasuk petani perempuan dan pemuda.

Dari sisi lingkungan, Magelang Setories berupaya mengelola 100% limbah organik yang masuk ke Demplot.

Dalam jangka panjang, Magelang Setories berharap dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan jejak karbon dari sektor pertanian, meningkatkan ketahanan bencana longsor, dan mengurangi air bersih melalui remediasi daerah aliran sungai.

Sebagai informasi, Magelang Setories merupakan gabungan dari organisasi Setara Indonesia, Bhumee Artani, dan Waste & Wishes Indonesia, dan merupakan hasil kolaborasi dengan Kementerian Pertanian, Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Serta Dinas Pertanian Kab. Magelang, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda dan Litbangda) Kab. Magelang, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Magelang, Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kab. Magelang, Kab. Magelang, Kecamatan Sawangan, Desa Mangunsari, Balai Penyuluh Pertanian, Gabungan Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, dan Koperasi Gatos Bumi Jawi.

Editor:Arumi Chan
Sumber:

Artikel Terkait