Puncta 15.3.24
KALAU orang tidak senang dengan kehadiran seseorang, apa pun yang dilakukan selalu dipandang buruk. Kita sering tertawa-tawa melihat film kartun “Tom and Jerry.” Mungkin kita terhibur oleh tingkah polah Tom, si kucing dan kedegilan Jerry si tikus nakal.
Permusuhan abadi antara Tom and Jerry dinarasikan dengan jenaka dalam film kartun itu. Namun perilaku mereka itu tidak jauh dari perilaku kita juga. Kalau kita tidak suka dengan orang, apa saja yang dilakukannya selalu dinilai negatif. Lalu kita berusaha melemparkannya jauh-jauh ke ujung langit.
Kebaikan-kebaikan yang dilakukannya kelihatan jauh di ujung cakrawala.Yang ada di depan mata hanya keburukan-keburukannya. Kita juga mudah sekali mencari dan membicarakan kejelekan-kejelekan orang, apalagi jika kita tidak suka dengan kehadirannya.
Itulah yang dialami Yesus dengan orang-orang Yahudi. Yesus hadir melakukan kebaikan-kebaikan; menyembuhkan banyak orang sakit, hidup dekat dengan orang kecil dan miskin, membangkitkan orang mati dan mengajarkan belaskasih dan pengampunan. Tetapi banyak orang Yahudi membenci-Nya dan mengarah pada kematian-Nya.
Kehadiran Yesus dipertanyakan dan diragukan karena seorang Mesias – menurut paham Yahudi – adalah orang hebat yang tidak diketahui asal-usulnya. Keberadaan-Nya selalu jadi perdebatan banyak orang.
Orang-orang yang membenci Yesus akan selalu mencari hal-hal buruk dalam diri-Nya, keluarga-Nya, tindakan dan tutur kata-Nya. Mereka berusaha menjatuhkan reputasi-Nya sehingga dapat menghukum-Nya.
Orang Jawa kalau sudah benci terhadap seseorang punya istilah “dadi banyu emoh nyawuk, dadi godhong emoh nyuwek.” Artiya, kalau jadi air tidak sudi menciduknya atau kalau jadi daun gak mau menyobeknya.
Sebagus apa pun perbuatan kita, kalau ada orang yang tidak suka, pasti yang dicari hanya kejelekannya. Dalam hal ini Yesus konsisten dengan perutusan-Nya. “Kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar, yang tidak kamu kenal.”
Yesus tidak terpengaruh oleh penilaian siapa-siapa. Dia hanya konsisten melaksanakan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Kita pun diajak untuk setia dan konsisten berbuat baik meski ditolak, digosipkan, diperbincangkan dan dinilai banyak orang.
Waktu yang akan menguji perbuatan kita, maka ada istilah “Becik ketitik, ala ketara.” Baik atau buruk nanti akan kelihatan dengan sendirinya.
Nonton dagelan Mataram bintangnya Yu Beruk.
Penonton terpingkal-pingkal oleh tarian Jaran Kepang.
Jangan sampai menyesal karena berpikir buruk,
Karena kita tidak tahu apa yang sedang dialami orang.
Cawas, berpikir positif ajalah
Alexander Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |