JAKARTA,LOKAWARTA.COM-Transformasi layanan digital mendorong peningkatan berbasis based income (FBI) Bank Syariah Indonesia. Dan peningkatan FBI pada Triwulan I 2025 mendorong peningkatan laba bersih perseroan menjadi Rp 1,88 Triliun, tumbuh 10% secara year on year (YoY).
“Secara komposisi fee based ratio juga naik signifikan per Maret 2025 dari 16,91% ke level 20,35%,’’ kata Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta pada saat pemaparan publik kinerja BSI Triwulan I 2025.
Lebih lanjut Bob mengatakan meningkatnya fee based ratio adalah impact dari implementasi strategi perbaikan infrastruktur transaction banking sepanjang 2024 seperti peluncuran BYOND by BSI, penambahan EDC, QRIS BSI, ditambah fokus pada bisnis emas terutama setelah penetapan BSI sebagai bank emas oleh Presiden Republik Indonesia pada 26 Februari 2025.
‘’Dalam kondisi ekonomi global yang challenging, emas telah menjadi jalan keluar bagi investor untuk menempatkan dananya dan ini menjadi big opportunity bagi BSI,’’ ungkapnya.
Direktur Finance & Strategy Ade Cahyo Nugroho menambahkan, aset BSI per posisi Maret 2025 Rp 401 Triliun, tumbuh 12% YoY. Dana Pihak Ketiga tumbuh 7,4% YoY ke level Rp 319 triliun di mana 60,96% dikontribusi oleh dana murah (CASA).
Pembiayaan BSI masih tumbuh 16,21% YoY dengan kualitas yang terjaga, sebagai indikasi perseroan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Per posisi Maret 2025, total pembiayaan yang disalurkan BSI Rp287,2 triliun.
Berdasarkan segmen, pembiayaan yang disalurkan BSI ke segmen konsumer, bisnis emas dan kartu mencapai Rp156,71 triliun tumbuh 16,08%, disusul segmen wholesale mencapai Rp80,62 triliun tumbuh 17,28% dan retail Rp49,87 triliun tumbuh 14,91%.
Kualitas pembiayaan terjaga dengan indikasi NPF Gross 1,88% membaik dari periode sebelumnya. Cost of credit (CoC) perseroan juga membaik di level 0,93%.
Ade Cahyo mengatakan, tahun 2025 ini kondisi cukup menantang dampak dari global macroeconomy dan geopolitik. ‘’Kami menyadari mulai ada tekanan likuiditas. Dan karena itu kami harus mengantisipasi dengan fokus pada strategi untuk menumbuhkan bisnis yang prudent dan tentu menjaga efisiensi agar perseroan tetap dapat membukukan kinerja sesuai target yang telah ditetapkan,” jelasnya.
BSI terus menggali potensi bisnis yang lebih luas terutama yang memiliki uniqueness syariah seperti Tabungan Haji yang masuk kategori dana murah dan jangka panjang, ekosistem ziswaf, terus meningkatkan digitalisasi untuk kenyamanan nasabah dan tentu saja mengoptimalkan potensi bisnis emas.
Inovasi Layanan Digital Faktor Kunci Pertumbuhan Bisnis
BSI terus bertransformasi dalam layanan digital yakni optimalisasi mobile banking dengan jumlah user 7,9 juta termasuk pengguna BYOND by BSI, 5.496 ATM/CRM, 115 ribu BSI Agen, BSI QRIS dan layanan BSI Emas.
BSI juga terus memperkuat fitur BYOND by BSI di antaranya dengan layanan BSI Emas yang memfasilitasi nasabah untuk melakukan pembelian dan penjualan emas 24 jam dengan dengan harga yang kompetitif dan murah karena bisa diperoleh mulai dari 0,1 gram.
Dari sisi wholesale dan korporasi, saat ini BSI memiliki aplikasi BEWIZE by BSI yang merupakan platform terpadu transaksi keuangan bagi nasabah untuk membuat #BisnisJadiMudah. BEWIZE by BSI berkonsep single sign on sehingga nasabah dapat mengakses layanan Cash Management, Value Chain, Trade Finance dan Foreign Exchange secara end-to-end dengan mudah, tepat, dan aman.
BEWIZE by BSI pun telah dilengkapi dengan Newest Global Sharia Banking Technology. Teknologi tersebut di antaranya Open Banking, technology stack dan security technology terkini, sehingga keamanan transaksi nasabah terjaga dengan baik.(*)
Editor | : | Pilih Nama Editor |
---|---|---|
Sumber | : |