Tumbak Cucukan

17 Maret 2023, 09:39 WIB

HARIA Suman atau Sengkuni adalah mahapatih Hastina yang licik suka mengadu domba. Ia bermuka dua, suka menjilat dan memutarbalikkan kebenaran. Dalam istilah Jawa disebut “tumbak cucukan.”

Ia haus kekuasaan dan jabatan. Gandamana, patih sebelumnya dibunuh dengan tipu muslihat agar kedudukan mahapatih jatuh di tangannya. Berkali-kali ia mengarah kematian para Pandawa.

Jika anak-anak Pandu mati, kekuasaan Hastina akan ada di tangannya. Destarastra, raja yang buta itu mudah sekali ditipu dan dikelabui.

Ia merencanakan kematian para Pandawa dengan membakar Balai “Sigolo-golo.” Sengkuni juga yang membuat Pandawa kalah bermain dadu dan harus dibuang di tengah hutan selama duabelas tahun.

Duryudana, raja boneka itu mudah dibujuk dan dirayu oleh Sengkuni. Hatinya lemah dan “miyar-miyur” oleh kata-kata manis dan berbisa dari mulut Sengkuni, pamannya sendiri.

Karena bujukan Sengkunilah perang antar saudara harus terjadi. Kurawa dan wadyabalanya hancur lebur karena keserakahan Sengkuni. Kerajaan Hastina runtuh oleh nafsu iblis yang merasuki Sengkuni.

Ada orang yang menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa penghulu setan, Beelzebul. Menjawab tuduhan itu, Yesus memberi perumpamaan.

Ia berkata, “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh. Jikalau iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?”

Kurawa dapat menjadi contohnya. Kerajaan atau keluarga Kurawa terpecah-pecah oleh nafsu kuasa dan keserakahan. Mereka saling curiga dan menjatuhkan.

Begitu pula keluarga yang tidak rukun dan kompak, pastilah akan rapuh dan mudah hancur.

Bagaimana Beelzebul mengusir anak buahnya sendiri? Pastilah setan dan keluarganya akan runtuh dan berantakan sendiri. Para pengkritik Yesus itu tidak pakai logika, hanya karena benci dan iri hati.

Yesus menegaskan bahwa kuasa-Nya berasal dari Yang Mahatinggi. Kuasa Allah mampu mengalahkan kuasa setan.

Dengan tindakan Yesus mengusir setan dari orang yang bisu, berarti kuasa Allah sudah datang. Kerajaan Allah sudah nyata hadir di tengah-tengah kita.

Kerajaan Allah atau disebut “Syalom” damai sejahtera, keselamatan telah nyata dalam diri Yesus yang membuat orang bisu berbicara, orang tuli bisa mendengar, orang buta bisa melihat, orang lumpuh dapat berjalan, orang mati dibangkitkan, orang berdosa diampuni, orang miskin mendapat kelegaan.

Itulah tanda-tanda Kerajaan Allah hadir di tengah kita.

Apakah kita juga bisa membawa warta gembira kepada orang-orang yang ada di sekitar kita?

Jika kita mampu menciptakan damai dan sukacita, rukun dan saling menghargai, tidak memecah belah dan mengadu domba, maka kita sedang menghadirkan Kerajaan Allah.

Jangan suka jadi Patih Sengkuni,
Hanya bikin ribut mau menangnya sendiri.
Lebih baik jadi Patih Sumantri,
Rela berkorban demi membangun negeri.

Cawas, wujudkan Kerajaan Allah…

Puncta 16.03.23
Alexander Joko Purwanto Pr

Editor : Vladimir Langgeng
Sumber : sesawi.net

Artikel Terkait