Usulan Bersama Kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke Unesco Justru Ditolak, Ini Alasannya

16 Agustus 2022, 10:03 WIB

LOKAWARTA.COM,SOLO-Rencana usulan pengajuan kebaya sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda ke Unesco oleh pemerintah RI justru ditolak oleh masyarakat.

Alasannya, pengajuan Kebaya Goes to Unesco itu dilakukan bersama-sama dengan Malaysia, Singapura dan Brunei Darusalam, karena di negara tetangga juga memiliki kebaya.

“Pengajuan single nomination harus diperjuangkan sendiri untuk menunjukkan bahwa kebaya adalah milik Indonesia seperti halnya batik,” kata Ketua Timnas Pengajuan HKN (Hari Kebaya Nasional), Lana T Koentjoro, dalam siaran pers.

Ia mengatakan, kebaya merupakan identitas bangsa yang sudah seharusnya diperjuangkan scara mandiri dan tidak bersama dengan negara tetangga.

Namun, belakangan muncul wacana pengajuan Kebaya Goes to Unesco bersama Malaysia, Singapura dan Brunei Darusalam dengan alasan kebaya juga ada di negara tetangga tersebut.

“Kajian Tim Riset Timnas menunjukan bahwa kebaya digunakan perempuan Indonesia sejak abad 19 di Jawa dan luar Jawa sampai sekarang,” kata Lana.

“Dengan beragam model kebaya sesuai kearifan lokal di masing masing daerah, kebaya bukan sekadar busana tapi mengandung filososi dan identitas perempuan Indonesia.”

IMG 20220816 095318

Menurut dia, kebaya memiliki sejarah dan perjalanan panjang sebagai aset budaya di Indonesia. “Sehingga penggunaannya terus hidup sampai sekarang dan telah bagian dari banyak tradisi masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Hal senada disampaikan oleh Menteri PPPA Bintang Puspayoga, yang juga mendukung gerakan komunitas memperjuangkan single nomination tersebut. “Saya sependapat, agar kita mengajukan kebaya single nomination dan kita harus berjuang untuk itu,” kata Bintang.

Sementara itu sejumlah perempuan yang mengatasnamakan kelompok pecinta kebaya di Solo menggelar kirab kebaya merah putih. Kirab juga mengajak generasi muda untuk mencintai dan melestarikan kebaya sebagai pusaka warisan leluhur.

Memanfaatkan momen car free day pagi hari, Minggu (14/8/2022), kirab dimulai dari Loji Gandrung, Rumah Dinas Wali Kota Solo. Peserta kirab menyanyikan lagu-lagu kemerdekaan sambil membawa bendera merah putih.

Dengan kirab itu, masyarakat berharap pemerintah segera menetapkan hari kebaya nasional. “Apalagi Indonesia tengah memperjuangkan ke UNESCO agar kebaya diakui sebagai pusaka warisan dunia dari Indonesia,” kata Baningsih Tedjokrtono, penggagas acara.

Editor : Vladimir Langgeng
Sumber :

Artikel Terkait