LOKAWARTA.COM,SUKOHARJO-Nguter adalah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Namun siapa sangka, nama Nguter yang terdengar “ndeso” itu berasal dari bahasa Belanda. Keren, kan…!
Dikutip dari Wikipedia, nama Nguter dalam peta terbitan Hindia-Belanda ditulis sebagai Oeter atau Outer. Sehingga kemungkinan besar Nguter berasal dari kata tersebut yang berarti tempat terluar atau tempat terjauh. Pada masa Hindia-Belanda, Oeter merupakan desa yang berada di bagian paling selatan dari District Aribojo.
Dan uraian dari Wikipedia, hingga kini masih bisa dibuktikan, dimana posisi atau letak geografis Kecamatan Nguter yang memang berada di ujung selatan Kabupaten Sukoharjo. Di selatan, Kecamatan Nguter Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Kedua wilayah itu dipisahkan sungai besar yang bermuara ke Bengawan Solo.
Di timur dan tenggara juga masih berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri, tepatnya di Kecamatan Kota. Sedang di timur laut berbatasan dengan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar.
Kecamatan Bendosari dan Kecamatan Sukoharjo Kota menjadi batas bagian utara Kecamatan Nguter. Bahkan batas antara Kecamatan Nguter dan Kecamatan Sukoharjo Kota sampai ke barat dan barat daya. Di bagian barat, Kecamatan Nguter juga berbatasan dengan Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Bulu. Batas dengan Kecamatan Bulu sampai Barat Daya.
Meski berada di tempat terluar, jauh dari pusat pemerintahan kabupaten, namun berbahagialah masyarakat yang tinggal di Kecamatan Nguter yang terbagi dalam 16 desa. Yakni, Desa Juron, Lawu, Nguter, Tanjung, Kedungwinong, Tanjungrejo, Baran, Daleman, Pengkol, Plesan, Kepuh, Gupit, Pondok, Serut, Celep, dan Jangglengan.
Berbagai potensi bisa ditemui di wilayah kecamatan seluas 54,88 km atau 11,76 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo. Mulai dari potensi pangan (pertanian), herbal (jamu), industri, hingga pariwisata.
Selain padi untuk menopang kebutuhan pangan masyarakat, wilayah Nguter adalah penghasil komoditas kedelai yang cukup potensial di lahan seluas 204 hektar, dengan hasil panen melimpah 2,2 ton per hektar.
Di sektor herbal/jamu, jangan ditanya. Jamu adalah bagian dari sejarah, kebudayaan, dan kehidupan masyarakat Nguter. Jamu di Nguter yang semula hanya jamu gendong, kini telah menjadi industri. Hingga akhirnya pemerintah menjadikan Nguter sebagai pusat jamu nasional dengan membangun pasar jamu terbesar Asia Tenggara serta memberdayakan para pelaku industri jamu setempat.
Di sektor pariwisata, kini banyak muncul destinasi wisata dan kuliner di Nguter, baik yang dibiayai atau dibangun Pemkab Sukoharjo, dibangun pemerintah desa melalui BUMDes, maupun swadaya. Beberapa destiniasi itu kini viral di media sosial lantaran menjadi jujugan wisatawan.
Belakangan, Pemkab setempat membangun kawasan industri Nguter (KIN), dengan memanfaatkan lahan yang sebelumnya kurang produktif dan memiliki nilai jual rendah, dan kini harganya tinggi. Beberapa investor sudah siap berinvestasi di KIN dan sebagian telah membangun berbagai industri.(***)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |