60 Tahun ISI Solo : Transformasi dan Jati Diri untuk Kejayaan Negeri

15 Juni 2024, 06:02 WIB

SOLO,LOKAWARTA.COM-Bagi masyarakat, usia 60 tahun adalah usia yang matang, kalau tak mau dibilang tua. Bagi pekerja, usia 60 tahun adalah pensiun, yang tidak butuh penampilan, nggak butuh ngganteng.

Tapi berbeda dengan perguruan tinggi. Usia segitu adalah usia yang matang, usia yang menunjukkan kualitas. Usia yang harus tetap mempertahankan penampilan biar tetap cantik, agar dilirik masyarakat terutama calon mahasiswa baru.

Seperti halnya Institut Seni Indonesia / ISI Solo yang tahun ini genap berusia 60 tahun. Bagi sebuah lembaga pendidikan tinggi, usia 60 tahun tentu memiliki makna yang mendalam dan filosofis.

“Pertama, usia 60 tahun menunjukkan simbol kematangan. Seperti manusia, organisasi juga berkembang dan belajar dari pengalaman,” kata Rektor ISI Solo, Dr I Nyoman Sukerna dalam konferensi pers, Jumat (14/6/2024).

“Dalam usia 60 tahun, ISI Solo telah melalui berbagai tantangan dan kesuksesan, dan setiap pengalaman tersebut telah membentuk dan memperkuat identitas organisasi.”

Kedua, dies natalis tahun ini adalah peringatan tentang warisan. Selama enam dekade, ISI Solo telah berkontribusi pada dunia seni dan pendidikan, menciptakan warisan yang akan dihargai dan dibanggakan oleh generasi mendatang.

“Ketiga, ini adalah momentum untuk refleksi dan inovasi. Meskipun usia 60 tahun menunjukkan sejarah dan tradisi yang kaya, ini juga adalah kesempatan untuk mengevaluasi diri dan berinovasi untuk masa depan. Usia 60 tahun adalah waktu untuk merenungkan apa yang telah dicapai dan apa yang masih bisa ditingkatkan,” kata rektor.

Untuk menjaga semangat kesinambungan (continuity) dan keberlanjutan (sustainability)
organisasi, Dies Natalis ke-60 ISI Solo tahun ini mengangkat tema “60 Tahun ISI Solo : Transformasi dan Jati Diri untuk Kejayaan Negeri”.

Secara keseluruhan, usia 60 tahun bagi ISI Solo adalah tentang merayakan masa lalu, menghargai masa kini, dan merencanakan masa depan. Ini adalah perjalanan yang penuh dengan kisah, seni, dan pendidikan – sebuah perjalanan yang layak untuk dirayakan.

IMG 20240615 052911

Merujuk tema “60 Tahun ISI Solo: Transformasi dan Jati Diri untuk Kejayaan Negeri”, maka “transformasi” diartikan sebagai tujuan untuk meningkatkan kualitas dan relevansi luaran pendidikan tinggi.

Sementara, kata “jati diri” dalam konteks Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Seni merujuk pada karakteristik unik dan asli yang membedakan ISI Solo dari yang lain. Ini mencakup nilai-nilai, tradisi, filosofi, dan pendekatan pendidikan yang telah berkembang dan dipertahankan sepanjang sejarah organisasi.

Konsep autentisitas merujuk pada keaslian dan kejujuran dalam mengekspresikan dan mempertahankan jati diri tersebut.

Dalam konteks ISI Solo, ini bisa berarti komitmen untuk mempertahankan standar akademik dan artistik yang tinggi, dedikasi untuk menghargai dan mempromosikan seni lokal, dan/atau pendekatan inovatif untuk pendidikan seni.

Sedangkan frasa “Kejayaan Negeri” dalam konteks visi Indonesia Emas 2045 merujuk pada pencapaian puncak kemajuan dan kesejahteraan negara Indonesia pada tahun 2045, saat peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-100.

Sementara itu, sebagai rangkaian dari perayaan Dies Natalis ke-60 ISI Solo, pihak kampus sudah mempersiapkan sedikitnya dua agenda besar. Yaitu, ExpoSeni dan Festival Pasca Penciptaan.

Menurut Dr I Nyoman Sukerna, ExpoSeni adalah ajang open house untuk menyajikan capaian pembelajaran kepada masyarakat. ExpoSeni juga menjadi ajang promosi pada calon mahasiswa baru jalur mandiri. ExpoSeni akan digelar Kamis-Jumat, 20-21 Juni 2024.

Sementara, Festival Pasca Penciptaan yang akan berlangsung Rabu-Jumat, 12-14 Juli 2024 mempertunjukkan karya-karya unggulan mahasiswa Pascasarjana ISI Solo serta memberikan apresiasi terhadap karya-karya mahasiswa yang memiliki kontribusi nyata terhadap masyarakat secara langsung.

“Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pergelaran atau performing art, pameran seni, seni media yang merupakan karya-karya seni unggulan dari mahasiswa program Pasca sarjana ISI Surakarta bidang seni penciptaan, orasi secara performatif atas karya yang telah dilahirkan, serta seminar,” kata Rektor. (*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait