LOKAWARTA.COM – Tanggal 29 Mei diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional atau HLUN di Indonesia setiap tahun.
Tujuan peringatan HLUN adalah untuk mengapresiasi semangat jiwa raga serta peran penting dan strategis penduduk lanjut usia di Indonesia.
Mengutip laman resmi Kemensos RI, Hari Lanjut Usia Nasional atau HLUN adalah hari di mana negara Republik Indonesia ingin mengapresiasi masyarakat golongan lanjut usia atau lansia.
Apresiasi pemerintah Indonesia terhadap lansia berupa penghargaan atas semangat jiwa raga serta peran penting dan strategis para lanjut usia Indonesia dalam kiprahnya mempertahankan kemerdekaan, mengisi pembangunan dan memajukan bangsa.
Peringatan HLUN yang dilakukan rutin setiap tahun di bulan Mei ini terinspirasi dari sejarah masa perjuangan merebut kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tahun 1945.
Pada tanggal 29 Mei 1945, para tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia baik golongan muda maupun golongan tua sedang menggelar sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI.
Dr KRT Radjiman Widyodiningrat, didaulat oleh peserta sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) untuk menjadi pimpinan sidang pada tanggal 29 Mei 1945.
Meski berusia paling sepuh, Dr KRT Radjiman Widyodiningrat dengan kearifannya mencetuskan gagasan perlunya dasar filosofis negara Indonesia.
Dr KRT Radjiman Widyodiningrat adalah anggota paling tua yang memiliki pemikiran yang cemerlang terkait kebangsaan dalam sidang pertama BPUPKI.
Tanggal 29 Mei pun dicetuskan sebagai Hari Lanjut Usia Nasional sebagai penghormatan atas jasa, pemikiran dan kebijakan Dr KRT Radjiman Widyodiningrat.
HLUN dicanangkan pertama kali secara resmi oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Mei 1996 di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Peringatan HLUN pada tahun 2024 kali ini memiliki nuansa berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena banyak kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat terutama Lanjut usia.
Indonesia merupakan wilayah yang sangat rawan bencana, sehingga membawa pengaruh besar terhadap eksistensi warga lansia.
Terutama bagi warga lansia yang berada di kawasan-kawasan yang mengalami bencana, seperti konflik, banjir, tanah longsor, gunung berapi, tsunami, gempa bumi, dan kebakaran.
Terjadinya bencana semakin memperparah kondisi lansia, sehingga banyak lansia yang terdampak situasi tersebut.
Maka dari itu, negara bersama para pemangku kepentingan hadir dalam penanganan masalah tersebut.
Editor | : | Arumi Chan |
---|---|---|
Sumber | : |