Satu Tahun Beroperasi, KRL Jogja-Solo Layani 2,2 Juta Penumpang

1 Maret 2022, 16:19 WIB

LOKAWARTA.COM,SOLO-Kereta Rel Listrik atau KRL Jogja-Solo genap satu tahun pada 1 Maret. Kehadiran KRL telah meningkatkan aksesibilitas kemudahan bertransportasi dan memberi nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar.

Sejumlah pencapaian telah dicatat KRL Jogja-Solo, setahun ini. “Sejak awal beroperasi hingga akhir Februari 2022, KRL Jogja-Solo telah melayani 2.222.942 penumpang,” kata Direktur Utama KAI Commuter Roppiq Lutzfi Azhar di Solo, Senin (1/3/2022).

KRL Jogja-Solo kini beroperasi 20 perjalanan per hari. Tren volume penumpang setiap bulannya terus meningkat. Kecuali Juli dan Agustus, saat pemerintah memberlakukan PPKM Level 4 di sejumlah wilayah, termasuk Solo dan Yogyakarta.

Volume penumpang KRL tertinggi pada Desember 2021, yakni 290.618 penumpang atau rata-rata 9.375 penumpang/hari. “Pencapaian ini hasil KAI Commuter yang meningkatkan terus operational excellence, dengan memperpanjang rangkaian KRL,” kata Roppiq.

Pada awal peresmian, KRL Jogja-Solo dilayani dua rangkaian, terdiri dari 4 kereta pada setiap rangkaiannya (atau SF 4). Dan mulai April 8 kereta pada setiap rangkaian (SF 8) telah mulai beroperasi. Pada Mei 2021 tiga rangkaian KRL setiap hari beroperasi, seluruhnya menggunakan SF 8.

Pengoperasian KRL Jogja-Solo juga membuka kembali emmpat stasiun yang sebelumnya tidak melayani penumpang. Yakni, Stasiun Srowot, Ceper, Delanggu, dan Gawok. Selain itu Stasiun Brambanan Klaten yang sebelumnya hanya melayani sebagian jadwal KA Prameks, kini melayani seluruh jadwal KRL Jogja-Solo.

“Dengan pembukaan stasiun ini, akses masyarakat menuju transportasi publik semakin dekat dan mudah,” tandasnya.

Sementara itu, sejumlah fasilitas layanan pengguna terutama di stasiun stasiun yang baru dibuka kembali dilengkapi. Antara lain, KAI Commuter membangun toilet sesuai Standar Pelayanan Minimum di Stasiun Ceper, Brambanan, Srowot, Delanggu, dan Gawok.

Di Stasiun Gawok, KAI Commuter membuat area parkir kendaraan bermotor. Sementara di Stasiun Yogyakarta membangun hall khusus pengguna KRL sehingga pengguna lebih nyaman saat antre masuk stasiun.

Penambahan fasilitas layanan juga berkolaborasi dengan pemerintah, terutama Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah (BTP Jabagteng) sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. BTP Jabagteng telah menyelesaikan pembangunan peron tinggi di Stasiun Brambanan, Srowot, Ceper, Delanggu, dan Gawok.

Tak hanya berkaitan langsung dengan penumpang, BTP Jabagteng juga membangun fasilitas stabling (lokasi parkir) kereta dan fasilitas perawatan dalam bentuk bangunan Petugas Urusan KRL (PUKRL). Stabling di Solo dapat mengakomodasi dua rangkaian kereta SF 8 sekaligus sebagai tempat perawatan harian KRL.

Sedang PUKRL di Klaten menangani perawatan bulanan seluruh rangkaian KRL Jogja-Solo. PUKRL juga diawaki teknisi perawatan sarana dari KAI Commuter yang profesional dan tersertifikasi serta didukung peralatan kerja yang lengkap.

“Apresiasi atas dukungan pemerintah, khususnya BTP Jabagteng dan DJKA dalam menghadirkan layanan KRL andal, aman, dan ramah lingkungan bagi masyarakat,” ucap Roppiq.

Layanan KRL Jogja-Solo saat ini juga memiliki ciri khas, dimana seluruh transaksi tiketnya menggunakan kartu uang elektronik atau tiket kode QR dan tidak mengenal tiket harian. Kartu uang elektronik jenis Kartu Multi Trip (KMT) yang diterbitkan KAI Commuter yang banyak digunakan, yakni 50% penumpang.

Selanjutnya, tiket kode QR dan kartu uang elektronik bank, masing-masing digunakan 26% dan 24% penumpang untuk bertransaksi. Tingginya peminat kartu multi trip terlihat dari penjualan yang mencapai 254.667 unit sejak Februari tahun lalu.

Tingginya jumlah transaksi nontunai di KRL Jogja-Solo juga menandai perubahan budaya masyarakat menuju ke cashless society. Untuk makin memudahkan penumpang dan mendorong transaksi nontunai, saat ini KAI Commuter tengah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta terkait penggunaan KMT.

Ke depan, KMT tidak hanya sebagai tiket untuk naik KRL, tetapi dapat juga digunakan sebagai tiket untuk naik Batik Trans Solo. “Pengembangan layanan ini dilakukan KAI Commuter dengan sejumlah pemerintah daerah sehingga KMT bisa mengintegrasikan berbagai moda transportasi,” katanya.

Layanan KRL Jogja-Solo akan terus berkembang. Memasuki tahun kedua, KAI Commuter mempersiapkan penambahan frekuensi perjalanan KRL agar dapat menjawab kebutuhan masyarakat.

“Selanjutnya KAI Commuter juga mendukung program BTP Jabagteng yang sedang menyelesaikan elektrifikasi jalur dari Stasiun Solo Balapan menuju ke Stasiun Palur,” pungkasnya.

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait