Akhir 2024 : Aset Perbankan Soloraya Meningkat, Awal 2025 : Lima Kantor Cabang Bank Umum Ditutup

7 Maret 2025, 09:31 WIB

SOLO,LOKAWARTA COM-Sebanyak 4 kantor cabang bank umum di Solo Raya ditutup dan satu cabang lainnya direlokasi, dalam tiga bulan awal tahun 2025 ini.

Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo belum mendapat tembusan terkait penutupan dan relokasi kantor cabang perbankan tersebut, sebab penutupan atau penambahan kantor cabang bank umum adalah wewenang kantor pusat.

Namun menurut Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) OJK SOLO Soni Prima Nugroho, ada beberapa faktor penyebab penutupan kantor cabang bank umum, antara lain adalah untuk efisiensi agar bank yang bersangkutan tidak merugi.

“Penyebab lainnya adalah untuk mengikuti perkembangan zaman yaitu, pemanfaatan sistem digital. Sebab, untuk aplikasi menjadi nasabah bank kini tidak perlu datang ke kantor bank, atau untuk transfer maupun ambil duit, juga tidak perlu ke kantor bank, cukup lewat hape,” kata Soni.

Hal itu dia katakan untuk menjawab pertanyaan wartawan dalam media gathering bersama sejumlah wartawan di Solo Raya, Kamis (6/3/2025). Hadir pula dalam kesempatan itu, Kepala OJK Solo Eko Hariyanto dan Heri Santosa, Kepala Bagian Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan LMS OJK.

Lebih lanjut Soni mengatakan, saat ini OJK Solo tengah mencermati Loan Deposit Ratio (LTD) atau Rasio Pinjaman terhadap Simpanan. Menurut dia, LDR itu penting karena menjadi indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat risiko likuiditas suatu bank.

Rasio ini dihitung dengan membagi pinjaman yang diberikan bank dengan jumlah simpanan yang diterima. LDR yang tinggi menunjukkan pinjaman yang diberikan lebih banyak dari pada simpanan yang diterima. Karena itu agar likuiditas terjaga, perbankan harus mencari sumber dana lain.

IMG 20250307 092640

“Tapi kita lihat dulu NPL-nya, apakah kredit-kredit yang disalurkan itu mengakibatkan kredit macet. Kalau itu iya, berarti kondisi perbankan tersebut tidak sehat,” katanya.

Sebaliknya, lanjut dia, LDR yang rendah menunjukkan bank memiliki lebih banyak simpanan daripada pinjaman yang diberikan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa bank tersebut memiliki posisi likuiditas yang lebih kuat.

LDR yang ideal tergantung pada kebijakan moneter dan kondisi ekonomi suatu negara. “Secara umum, rasio LDR yang sehat, berkisar antara 70 hingga 90 persen,” tandasnya.

Sementara itu dalam paparannya, Kepala OJK Solo Eko Hariyanto mengungkapkan, Otoritas Jasa Keuangan Solo mencatat, pada Desember 2025, aset perbankan di Solo Raya naik 1,34 persen menjadi Rp119,79 triliun dari sebelumnya Rp118,21 triliun (yoy).

Namun, kredit yang disalurkan mengalami penurunan 2,64 persen dari sebelumnya Rp106,95 triliun menjadi Rp104,13 triliun.Sedang Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun mengalami peningkatan 3,61 persen menjadi Rp97,50 triliun dari sebelumnya Rp94,10 triliun.

“Likuiditas perbankan di wilayah Solo Raya pada Desember 2024 masih terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada angka 106,79 persen,” kata Pak Echo, begitu dia akrab disapa.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait