LOKAWARTA.COM,SOLO-Keterlibatan Dr Peni Candra Rini M.Sn dalam masalah sosial dan lingkungan kontemporer serta perannya dalam mempertahankan dan mengembangkan musik tradisi berbuah manis.
Dia menerima Penghargaan Musik Aga Khan 2022, sebuah penghargaan yang mencerminkan keyakinan Yang Mulia Aga Khan, Imam Muslim Ismaili ke-49 secara turun-temurun. Dimana, musik berfungsi sebagai jangkar budaya, memperdalam kebersamaan, identitas dan warisan, sekaligus menjangkau orang-orang dari berbagai latar belakang.
“Saya atas nama Rektor dan Civitas Akademika ISI Surakarta sangat bangga dan senang atas diterimanya penghargaan ini. Peni Candra Rini merupakan wakil dari Indonesia, salah satu penerima award Aga Khan Music Tahun 2022,” kata Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, I Nyoman Sukerna, dalam siaran pers, Jumat (7/10/2022).
Sebagai tenaga pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta, Dr Peni Candra Rini M.Sn aktif dalam berkesenian, khususnya di dunia karawitan baik di dalam maupun di luar negeri. Dedikasinya terhadap kesenian tradisi memang luar biasa. Melanjutkan cita-cita yang sudah diamanahkan oleh salah satu tokoh pendahulu, yakni Prof Dr Rahayu Supanggah.
Dr Peni Candra Rini adalah komposer, improvisasi, vokalis dan pendidik Indonesia yang pengetahuannya tentang seni pertunjukan tradisional Indonesia menginformasikan penciptaan karya-karya barunya yang diproduksi di seluruh dunia.
Selain dia, ada pemenang lain yang juga mendapat penghargaan serupa sesuai kapasitas masing-masing. Yakni, Zakir Hussain (India), Afel Bocoum (Mali), Asin Khan Langa (India), Coumbane Mint Ely Warakane (Mauritania), Daud Khan Sadozai (Afghanistan), Soumik Datta (Inggris), Yahya Hussein Abdallah (Tanzania), Yasamin Shahhosseini (Iran), Zarsanga (Pakistan).
Untuk Special Mention diberikan kepada Dilshad Khan (India), Golshan Ensemble (Iran), Sain Zahoor (Pakistan), Seyyed Mohammad Musavi & Mahoor Institute (Iran), serta Zulkifli dan Bur’am (Aceh, Indonesia).
Sebelumnya, mereka semua telah menyisihkan sekitar 400 nominator dari kumpulan nominasi yang beragam secara geografis dan budaya. Selain berkontribusi pada pelestarian dan pengembangan warisan musik berkelanjutan, banyak dari para pemenang memanfaatkan kekuatan musik untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah sosial dan lingkungan.
Penghargaan Musik Aga Khan 2022 ditetapkan di Jenewa, Swiss, Kamis (6/10/2022). Penghargaan tiga tahunan itu bentuk pengakuan kreativitas, janji, dan usaha luar biasa di bidang musik di masyarakat di seluruh dunia, di mana umat Islam memiliki kehadiran yang signifikan.
Para pemenang Aga Khan Music Awards akan dirayakan pada upacara dan serangkaian acara afiliasi di Muscat, Kesultanan Oman, yang diselenggarakan bersamaan dengan Aga Khan Award for Architecture pada tanggal 29-31 Oktober 2022.
Para pemenang penghargaan dan penerima Special Mention mendapat hadiah senilai $500.000 serta peluang untuk pengembangan profesional. Peluang itu termasuk komisi untuk pembuatan karya baru, kontrak untuk rekaman dan manajemen artis, dukungan untuk inisiatif pendidikan percontohan, dan konsultasi teknis atau kuratorial untuk proyek pengarsipan, pelestarian, dan penyebaran musik.
Berikut Penarima Penghargaan Musik Aga Khan 2022 :
• Peni Candra Rini (Indonesia). Komposer, improvisasi, vokalis dan pendidik Indonesia yang pengetahuannya tentang seni pertunjukan tradisional Indonesia menginformasikan penciptaan karya-karya barunya yang diproduksi di seluruh dunia.
• Zakir Hussain (India). Penghargaan khusus untuk Pencapaian Seumur Hidup sebagai pengakuan atas model musisi lintas budaya yang sangat terlihat yang telah meningkatkan status tabla baik di India maupun di seluruh dunia melalui kolaborasi artistik yang tak terhitung jumlahnya, tur konser, komisi, rekaman dan skor film.
• Afel Bocoum (Mali). Penyanyi dan pemain gitar dari Niafunké, Mali yang musiknya memadukan gitar akustik dengan instrumen lokal untuk menggemakan suara “blues gurun” dalam gaya yang lebih bersahaja dan berbasis tradisi.
• Asin Khan Langa (India). Pemain sarangi, penyanyi, komposer dan aktivis komunitas dari komunitas musik Langa turun-temurun di Rajasthan, yang membawakan puisi Sufi yang diatur ke dalam melodi tradisional dan gubahan baru.
• Coumbane Mint Ely Warakane (Mauritania). Penyanyi dan pemain ardin (harpa) dari Trarza, di barat daya Mauritania, yang membawakan musik griot Mauritania dengan gaya yang sangat tradisional.
• Daud Khan Sadozai (Afghanistan). Eksponen terkemuka dari rubab Afghanistan yang memiliki dampak besar pada pelestarian, pengembangan dan penyebaran musik Afghanistan di seluruh dunia.
• Soumik Datta (Inggris). Pemain Sarod yang memadukan pelatihannya dalam musik klasik Hindustan dengan musik pop, rock, elektronika, dan soundtrack film untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu sosial yang mendesak, termasuk perubahan iklim, pengungsi, dan kesehatan mental.
• Yahya Hussein Abdallah (Tanzania). Penyanyi dan komposer lagu-lagu renungan dan pembaca Al-Qur’an dari Dar es Salaam, Tanzania, yang menggubah dan bernyanyi dalam bahasa Swahili serta beberapa dari 126 bahasa lokal Tanzania.
• Yasamin Shahhosseini (Iran). Master muda terkemuka dari oud yang menata ulang posisi instrumen ini dalam musik Iran melalui komposisi dan improvisasinya yang inovatif.
• Zarsanga (Pakistan). Penyanyi dari Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, yang dikenal sebagai Ratu Cerita Rakyat Pashtun atas pengabdiannya selama berkarier pada musik tradisional suku Pashtun yang ditransmisikan secara lisan.
Penerima Special Mention 2022 :
• Dilshad Khan (India). Pemain sarangi generasi kesepuluh dari garis keturunan di Rajasthan yang memperluas bahasa sarangi dalam musik film dan melalui proyek-proyek kolaborasi lintas budaya yang inovatif.
• Golshan Ensemble (Iran). Empat wanita yang menampilkan musik tradisional Iran dengan suara kontemporer dan aktif sebagai guru, dengan fokus khusus pada transmisi tradisi musik mereka kepada anak perempuan dan wanita.
• Sain Zahoor (Pakistan). Musisi Punjabi dengan praktik seumur hidup menyanyikan puisi Sufi di kuil-kuil dan festival setempat, sering diiringi dengan tarian ekstatik.
• Seyyed Mohammad Musavi & Mahoor Institute (Iran). Pendiri dan direktur lama Mahoor Institute of Culture and Arts, yang telah memberikan sumbangsih penting bagi perkembangan musik dan musikologi Iran.
• Zulkifli dan Bur’am (Aceh, Indonesia). Revitalisasi tradisi lagu Aceh yang telah mengembangkan pembangunan komunitas di kalangan pemuda melalui partisipasi mereka dalam Bur’am, sebuah ansambel nyanyian dan gendang tradisional yang didirikan oleh Zulkifli.
• Master Juri Aga Khan Music Awards juga menobatkan Musallam al-Kathiry sebagai pemenang penghargaan khusus untuk Excellence in Service to Omani Musical Heritage. Dia adalah bapak al-Kathiry, seorang peneliti musik, manajer seni, pemain dan komposer dari Muscat, Kesultanan Oman, telah memberikan kontribusi penting untuk pengumpulan, dokumentasi, pelestarian dan penyebaran musik Oman.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |