LOKAWARTA.COM, SOLO – Hotel Alila Solo memberikan perhatian khusus terhadap isu makanan sisa (waste food). Sehingga hotel bintang lima di kota Bengawan ini menginisiasi gerakan #MakanTanpaSisa dalam kampanye “Zero Food Waste“.
PR & Event Marketing Manager Tesa Pujiastuti menjelaskan The Economist Intelligence Unit mencatatkan Indonesia sebagai penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia. Sedangkan makanan sisa memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan manusia, misalnya menyebabkan kelaparan.
“Dengan gerakan #MakanTanpaSisa yang dilakukan secara internal dan eksternal, Alila Solo mendorong masyarakat sebagai konsumen untuk lebih memperhatikan dan peduli terhadap makanan yang mereka konsumsi agar mengurangi sampah makanan yang dihasilkan,” papar Tesa, Selasa (28/6/2022).
Program yang telah dijalankan Green Team Alila Solo sejak 2020 bekerjasama dengan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta dengan melakukan pengolahan kembali sampah organik menjadi kompos serta budidaya BFS (Black Soldier Fly) atau lalat hitam.
BSF (Hermetia Illucens) adalah sejenis lalat berwarna hitam yang larvanya (maggot) mampu mendegradasi sampah organik. Belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) sangat aktif memakan sampah organik.
Proses biokonversi oleh maggot ini dapat mendegradasi sampah lebih cepat, tidak berbau, dan menghasilkan kompos organik, serta larvanya dapat menjadi sumber protein yang baik untuk pakan unggas dan ikan.
Selain pengolahan sampah organik, tim kuliner Alila Solo memanfaatkan sampah makanan yang bisa didaur ulang kembali seperti kulit semangka, nanas yang didaur ulang menjadi manisan, keripik, hingga permen.
Executive Chef Alila Solo Chef Hafis menambahkan, program Zero Food Waste ini diterapkan ketat di Alila Solo dan dilakukan secara konsisten.
Tidak hanya pengolahan limbah organik yang dikerjakan bersama dengan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta dengan pengolahan menjadi kompos dan budidaya BFS untuk menghasilkan maggot.
“Secara internal kami juga mengolah kembali beberapa sampah buah menjadi cemilan seperti kulit semangka yang kami jadikan manisan, atau ampas nanas yang dijadikan keripik,” jelas Chef Hafis.
Editor | : | Arumi Chan |
---|---|---|
Sumber | : |