SOLO,LOKAWARTA.COM-Pelantikan pengurus DPK APINDO Surakarta dan DPK APINDO Sukoharjo masa bhakti 2023-2028 dilakukan bersama-sama di Diamont Convention Centre Solo.
Bagi APINDO, pelantikan dua kepengurusan Dewan Pimpinan Kota (DPK) secara bersamaan itu, Sabtu 17 Februari 2024, adalah yang pertama kali dilakukan.
Menurut Ketua DPK APINDO Sukoharjo M Yunus Arianto, sejatinya antara Surakarta atau Solo dengan Sukoharjo hanya terpisah secara administrasi. Tapi sejatinya tetap satu kesatuan wilayah yakni Solo Raya.
“Kita tahu beberapa industri besar seperti Sritex ada di Sukoharjo sekaligus Solo,” jelas Yunus saat ditemui jelang pelantikan.
Dengan penyatuan acara pelantikan tersebut, kata Yunus, akan membuka peluang untuk saling berkolaborasi guna memajukan sektor dunia usaha di kedua wilayah.
“Kita berharap dengan pelantikan bersama ini akan tercipta kolaborasi dan sinergi. Untuk bersama-sama mengatasi permasalahan dunia usaha yang semakin menghadapi tantangan berat,” lanjutnya.
Sementara itu Ketua DPK APINDO Surakarta Iwan Kurniawan Lukminto mengatakan, tantangan dunia usaha semakin berat. Ini terutama disebabkan serbuan produk impor dari Cina yang memenuhi pasar lokal.
Untuk itulah, diperlukan kebijakan khusus dari pemerintah pusat untuk bisa melakukan upaya proteksi untuk melindungi kelangsungan dunia usaha di tanah air.
“Produk-produk dari Cina yang masuk ke Indonesia ini benar-benar membuat para pengusaha pusing,” kata dia saat ditemui jelang pelaksanaan acara.
“Makanya kita berharap pemerintah menerbitkan aturan khusus yang bersifat melakukan proteksi untuk menahan gempuran produk-produk Cina tersebut.”
Tak dapat dipungkiri bahwa harga murah, kualitas bagus serta teknologi yang kekinian menjadi daya tarik tersendiri dari produk-produk Cina itu, yang membuat masyarakat tergiur dan lebih memilihnya daripada buatan lokal.
Karena itulah Wawan, begitu dia akrab disapa, khawatir bila keran impor produk dari Cina ini tidak dikendalikan, maka lambat laun akan membuat banyak pabrik tutup.
Penyebabnya tentu karena para pemilik usaha lebih memilih untuk jadi pedagang, daripada memproduksi barang yang belum tentu bisa bersaing.
“Kalau sampai banyak industri yang tutup tentu akan jadi permasalahan besar bagi negara. Sebab ribuan atau bahkan ratusan ribu tenaga kerja akan kehilangan pekerjaan,” kata CEO PT Sritex tersebut.
Untuk itulah, dia menekankan kepada seluruh warga negara Indonesia, agar lebih memilih untuk mencintai produk lokal.
“Mari kita bersama-sama mencintai dan memakai produk lokal. Tapi sekali lagi pemerintah tentu juga harus memberikan dukungan penuh agar membatasi import produk Cina. Sehingga sektor industri di Indonesia bisa selalu berkembang,” tandasnya.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |