Arti dan Makna Logo HUT Kota Solo ke 278

16 Desember 2022, 21:37 WIB

LOKAWARTA.COM,SOLO-Setelah melalui uji publik dan penjurian, panitia menetapkan pemenang Lomba Desain Logo HUT Kota Solo ke 278.

Secara keseluruhan, logo terdiri dari angka 278 berbentuk kupu-kupu dengan desain futuristik sekaligus membudaya.

Kupu-kupu dalam masyarakat Jawa digambarkan sebagai binatang pembawa kabar baik. Demikian juga dengan Kota Solo. Dengan adanya 278 ini ke depannya akan menjadi lebih baik, lebih maju, makmur, dan bahagia.

Kupu-kupu sebagai simbol kesempurnaan dari liku-liku metamorfosis yang berubah-ubah dari bentuk yang menjinjikan menjadi bentuk yang indah dan sempurna, yang berkaitan erat dengan perjalanan spiritual manusia.

Kota Solo pun begitu diusia 278 tahun ini, tentunya mengalami banyak perubahan dari masa ke masa, hingga saat ini menjadi kota yang indah dan maju, makmur dan sejahtera warganya.

Dua sungut minimalis corak batik sebai bentuk visualisasi budaya kota Solo.

Warna merah sebagai simbol semangat, kerja keras, dan optimisme, sekaligus sebagai warna kebesaran Canthik Rajamala sebagai tokoh legenda Kota Solo.

IMG 20221216 WA0069

Nah, pemenang dari Lomba Desain Logo HUT Kota Solo ke 278 berbentuk kupu-kupu dengan desain futuristik dan membudaya itu adalah Achyal Munif dari Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

Desain logo dengan visual kupu kupu sebagai simbol perubahan kearah yang lebih baik itu menyisihkan 804 karya peserta yang lain dari berbagai daerah di Indonesia termasuk Bandung, Jakarta, Bali, Jogja, Riau, dan Madura.

Sementara itu Sri Rejeki warga Sumber Trangkilan Banjarsari Solo dan Setyawan Agus Subari warga Jaten Pandeyan Boyolali sebagai finalis setelah satu finalis yang lain dinyatakan gugur karena tidak memenuhi unsur Kriteria Logo point B yang menyebutkan Logo harus mencantumkan teks 17 Febuari 1745 – 17 Febuari 2023.

Dewan juri menyayangkan hal itu. Sebab, kreatornya sudah berangkat dari ide yang benar, mengangkat gapura koridor Gatot Subroto dalam karyanya, walau finishing dan pemilihan font masih bisa disempurnakan.

“Lantaran kekeliruan kecil karya yang sudah melaju hingga empat besar itu harus tereliminasi,” ujar ketua panitia, Irfan Sutikno usai rapat penentuan pemenang bersama Sri Hastjarjo Ph.D dan Asmoro Nurhadi Panindias, selaku dewan Juri.(*)

Editor : Vladimir Langgeng
Sumber :

Artikel Terkait