Berawal dari Outlet Kecil di Bekasi, Kini Reza Kirim Satu Kontiner Roti Ropi ke Timur Tengah Setiap Bulan

15 Juni 2024, 16:53 WIB

SOLO,LOKAWARTA.COM-Pilihan bisnis yang diambil Ahmad Reza (35) serta ketekunan dalam berbisnis bersama istrinya ternyata membuahkan hasil yang sangat memuaskan.

Sempat mengalami pageblug hingga lebih dari dua tahun di masa pandemi covid-19, bisnis Reza dalam memproduksi roti bun berkembang pesat. Roti bun adalah roti berbentuk bulat dengan cita rasa khas.

Dari hanya outlet kecil di bilangan Bekasi Jawa Barat, kini Reza mampu mengirim roti bun dengan branding Ropi, kependekan roti bikin hepi itu, sebanyak satu kontiner secara rutin ke Timur Tengah.

“Awalnya saya dan istri berdoa agar roti yang kami produksi bisa terkenal dan tersebar ke berbagai daerah di Indonesia,” kata dia ketika ditemui di sela Onboarding UMKM Soloraya Bank Indonesia Solo, di Solo, Kamis (13/6/2024).

“Setelah terkabul, doa kami ubah dan kami memohon kepada Tuhan agar roti yang kami produksi, yaitu Roti Ropi bisa sampai ke luar negeri. Dan doa kami terkabul juga, kami sudah ekspor ke Timur Tengah,” kata Direktur Utama PT Juara Roti Indonesia itu.

Reza yang kelahiran Solo dan dibesarkan di Jakarta itu menyimpan cerita. Kala itu di tahun 2016, istrinya kepingin punya toko / outlet roti yang rotinya bisa dibikin di rumah. Reza yang pada saat itu bekerja sebagai AE di salah satu media lokal “nyaguhi” permintaan istrinya.

Dengan modal Rp 100 juta, Reza mulai mewujudkan mimpi istrinya. Dari modal segitu, untuk sewa tempat Rp 30 juta, untuk peralatan membutuhan biaya Rp30 juta, dan selebihnya untuk pengadaan bahan baku dan dana cadangan. Proses produksi dibuat secara rumahan, kemudian adonan dipasok ke outlet Roti Ropi.

Roti Ropi atau roti dan kopi yang dijual Rp 5.000 itu ternyata laris manis dan banyak penggemarnya. Percaya diri bahwa rotinya diterima di masyarakat, Reza memberanikan diri untuk membuka cabang dan membuka waralaba atau franchise.

“Tadinya cuma satu outlet, terus tambah dua tiga outlet dan kemudian permintaan franchise banyak. Lalu produksinya kami pindah dari rumah ke pabrik di Pulogadung. Terus berkembang sampai 62 outlet, karyawan juga sekitar 60 orang,” terang Reza.

Saat badai covid-19 melanda tanah air, Ahmad Reza menutup hingga 40 outlet. Itu terjadi karena banyak outletnya berada di sekolah atau dekat sekolah. Sementara pada saat pandemi, banyak sekolah yang libur, pembelajaran secara daring (jarak jauh) sehingga sepi pembeli. Bahkan Reza sempat kesulutan membayar sewa outlet.

Tapi bukan Reza kalau tidak bisa memutar otak. Untuk efisiensi biaya produksi dan upah tenaga kerja, usai pandemi, dia menutup pabriknya yang berada di Pulaugadung Jakarta dan memindahkan ke Delanggu Klaten Jawa Tengah. Lantaran di tempat yang baru, Reza yang bekerja sama dengan Arief Munandar itu bekerja keras, membranding kembali dan berpromosi agar Roti Ropi produksinya kembali dikenal atau makin dikenal masyarakat.

Merambah Timur Tengah

Kerja keras yang dilakukan Reza dan Arief, diantaranya berpromosi dan berjualan secara online, ternyata membuahkan hasil. Dalam waktu yang tidak begitu lama, PT Juara Roti Indonesia mengelola 80 outlet dengan sekitar 120 karyawan. Outlet itu tidak hanya di Pulau Jawa tapi di luar Jawa.

“Kami sengaja memilih Klaten, Surakarta sebagai tempat produksi karena posisinya di tengah-tengah, sehingga tidak begitu jauh kalau mau mengirim roti ke Indonesia bagian barat atau Indonesia Timur,” kata Reza.

Selain di tanah air, ternyata Roti Ropi juga merambah ke pasar global, yaitu Timur Tengah. Pembukaan outlet di Timur Tengah itu bekerja sama dengan seorang pengusaha dari Uni Emirat Arab (UEA), yang kepingin membuka toko roti di negara itu. Di UEA kini sudah ada tiga outlet Roti Ropi dan tahun ini rencananya akan membuka outlet satu lagi di Dubai (UEA), kemudian Mesir dan Palestina.

“Awalnya begini, seorang pengusaha tadi ingin bermitra dengan pengusaha roti dari Vietnam, namun karena tidak menemukan dia mengalihkan ke Indonesia. Dari tiga pengusaha roti di sini yang ditawari kerja sama secara online, hanya saya yang merespon,” kata Ahmad Reza.

“Awalnya kami ragu dengan penawaran itu, tapi setelah kami bertemu dalam zoom meeting dan orang tersebut bersedia mengurus dokumen-dokumen, termasuk paspor dan sertifikasi halal yang nilainya Rp 60 juta, akhirnya kami percaya dan kerja sama berlanjut,” katanya.

Dari outlet yang dibukaa di Timur Tengah, Reza mengaku bisa kirim Roti Ropi sebanyak satu kontiner atau seberat satu ton dalam bentuk adonan frozen ke Timur Tengah dalam sebulan. Dia berharap, ke depan bisa mengirim 3 kontiner atau 12 ton per bulan ke Timur Tengah, apalagi dengan dibukanya olet baru di Dubai, Mesir, dan Palestina.

“Di Indonesia, roti hanya sebagai camilan sementara di luar negeri menjadi makanan pokok. Maka Roti Ropi yang dikirim ke luar negeri berbeda dengan yang dikonsumsi di sini. Untuk ekspor, rotinya ada salted butter sementara di dalam negeri menggunakan butter biasa,” jelasnya.

Meski sudah terbilang sukses, namun Ahmad Reza dan Arief Munandar tak berhenti melakukan penetrasi pasar. Selain membuka waralaba dengan investasi sekitar 160 juta, Roti Ropi juga membidik pasar di rumah sakit yang dinilai cukup potensial. Menurut dia, saat ini sudah ada 10 outlet di rumah sakit dan akan terus dikembangkan ke berbagai daerah.

PT Juara Roti Indonesia juga membuka peluang kerja sama dengan perguruan tinggi, baik sebagai tempat magang mahasiswa atau dalam bentuk yang lain. “Saya kepingin karyawan saya yang hanya lulusan SMA bisa kuliah dengan waktu yang bisa diatur dan dengan biaya murah serta dapat dicicil,” pungkas Reza.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait