SOLO,LOKAWARTA.COM-Bicara politik sangatlah menarik, karena menyangkut tiga hal yakni klasik, mendasar, dan aktual.
Politik adalah seni mensejahterakan rakyat. Untuk mensejahterakan rakyat perlu strategi dan kecerdasan. Tapi persoalan mendasar yang muncul terkait politik di Indonesia adalah belum berhasilnya pendidikan politik.
Hal itu terungkap dalam seminar nasional “Peran Pemuda dalam Dinamika Pendidikan Politik di era Digitalisasi” yang diselenggarakan Prodi PPKN FKIP Unisri Solo, baru baru, di kampus setempat.
“Pendidikan politik merupakan usaha sadar untuk memahamkan masyarakat tentang politik terutama menyangkut dalam hal kebijakan maupun hak dan kewajiban sebagai warga negara,” kata Prof Dr Sutoyo, salah satu pembicara.
Menurut dia, pendidikan politik itu penting. Pertama, pendidikan politik dapat memahamkan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Kedua, mewujudkan sikap saling menghormati dan menghargai, sehingga persatuan bangsa dapat terjaga.
Ketiga, menghindarkan dari konflik 2 vertikal dan horizontal yang berdampak perpecahan kelompok dan bangsa. Keempat, stabilitas politik terjaga, sehingga cepat mewujudkan tujuan Pembangunan.
“Ada beberapa jalur pendidikan politik yang bisa dilewati para mahasiswa. Yakni, jalur pendidikan, jalur media, dan jalur birokrasi,” kata Rektor Universitas Slamet Riyadi Surakarta itu.
Lebih lanjut Prof Sutoyo mengatakan, banyak fenomena politik di masyarakat. Seperti, munculnya apatisme politik di masyarakat, terjadinya politik transaksional, terjadi politik uang.
Kemudian, terjadinya kecurangan kecurangan dalam mencapai tujuan politik, ketidaksiapan mental bagi yang kalah dan yang menang, serta munculnya dendam-dendam politik.
“Ada upaya untuk mencegah konflik politik tersebut. Mulai dari pendidikan politik secara berkelanjutan hingga keteladanan para elit politik dan para pemimpin, hingga engembangkan nilai toleransi,” jelasnya.
“Kemudian, memahamkan dampak konflik politik, memahamkan pentingnya nilai persatuan, serta pembangun komunikasi secara baik.”
Alexander Okia Gifta yang tampil sebagai pembicara ketiga mengamini pernyataan rektor itu. Mahasiswa Fakultas Hukum Unisri tersebut mengatakan, pendidikan politik memang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa supaya menimbulkan kesadaran sosial.
Dikatakan, mahasiswa jangan dicetak menjadi robot-robot pekerja. Kampus harus mendorong agar mahasiswanya meningkatkat minat bakat, memberikan penyadaran akan peran dan fungsinya di masa yang akan datang.
“Dengan pendidikan politik, maka kita akan sadar betapa pentingnya politik itu dalam pembangunan bangsa dan negara,” tandasnya.
Lebih lanjut Alexander mengatakan, mahasiswa memegang peranan penting dalam politik kampus karena mereka adalah agen perubahan yang dapat mempengaruhi kebijakan dan kegiatan kampus.
Selain itu, politik kampus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, komunikasi, dan negosiasi.
“Dalam prosesnya, mahasiswa dapat membangun jaringan yang luas, meningkatkan pemahaman terhadap isu-isu sosial dan politik, serta mondanatkan pengalaman borharga yang berguna di masa depan,” tandasnya.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |